TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu petugas Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) dari Suku Dinas Kehutanan Jakarta Pusat, Adin Putra, mengatakan pohon-pohon di sepanjang Jalan Cikini Raya seharusnya ditebang terlebih dulu sebelum revitalisasi trotoar dimulai. Saat ini, menurut Adin, petugas harus berhati-hati menebang pohon agar tak membuat infrastruktur trotoar Cikini hancur.
"Seharusnya jangan bangun dulu, tebang dulu, kan susah sedangkan bawahnya banyak kabel," kata Adin saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 5 November 2019.
Adin menyampaikan pekerja kesulitan menebang pohon sampai ke akaranya. Sebab, badan pohon keras dan susah dihancurkan.
Dari pantauan Tempo, dua petugas menggunakan mesin cor dan belencong untuk mengupas badan pohon. Petugas perlu menekan dengan sekuat tenaga agar lapisan pohon hancur. "Kalau ada alat berat lebih gampang sih. Tapi kalau pakai alat berat itu kan udah dibangun yang got-got takutnya hancur lagi," kata Adin.
Pekerja, menurut Adin, harus meratakan pohon dengan jalan trotoar. Pohon yang sudah ditebang bakal diganti dengan tanaman tabebuya ungu.
Seorang pekerja, Puput, merasakan sulitnya menebang pohon tersebut. Badan pohon yang keras memperlama penebangan. Menurut dia, proses penebangan sudah berlangsung satu minggu. "Susah banget, keras kayunya. Ini udah lama seminggu," kata dia.
Pemerintah DKI Jakarta sebelumnya menebang sejumlah pohon di trotoar Cikini. Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati mengatakan penebangan itu dilakukan untuk peremajaan pohon pelindung. Dua jenis pohon yang ditebang adalah angsana dan beringin.
Menurut Suzi, nantinya setelah akar pohon angsana berhasil dicabut seutuhnya dari trotoar Cikini, Dinas Kehutanan DKI akan menanamkan tumbuhan baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.