TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat wilayah Jakarta Timur sebagai kawasan perkotaan dengan jumlah balita stunting atau kekerdilan tertinggi di ibu kota tahun ini. Dari data yang ada, di Jakarta Timur, jumlah balita kerdil dengan kategori sangat pendek sebanyak 4.857 anak balita dan pendek sebanyak 5.628 anak balita.
"Stunting dikarenakan adanya ketidaksesuaian panjang badan berdasarkan umur dan gangguan inteligensi anak," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Indra Setiawan, Senin, 4 November 2019.
Adapun jumlah balita kerdil di Jakarta mencapai 34.779 anak, dengan rincian kategori balita kerdil sangat pendek sebanyak 15.657 anak dan pendek sebanyak 19.122 anak.
Menurut Indra, terdapat tiga alasan wilayahnya ditetapkan sebagai lokus atau genetika stunting tertinggi di Jakarta, yakni wilayah dengan populasi penduduk terbanyak di DKI. Selain itu, di wilayahnya, jumlah masyarakat miskin terbilang tinggi serta adanya kesenjangan pada panjang badan dan umur.
"Kalau lihat data nasional, DKI sebenarnya jauh di bawah rata-rata nasional, kalau tidak salah, hanya berkisar 13,7 persen dari populasi nasional," kata Indra.
Akibat data itu, Indra mengatakan Jakarta Timur dan Kepulauan Seribu tengah disasar menjadi kawasan lokus intervensi stunting pada 2020 untuk menekan jumlah keturunan yang mengalami stunting. "Sepekan lalu kami ada pertemuan dengan masyarakat lintas profesi di Jakarta Timur. Pak Wali Kota ingin masalah ini jadi cambuk untuk kita agar kasus stunting di Jaktim bisa ditekan sampai nol," ujarnya.
Kasus stunting, kata Indra, dipicu oleh kesadaran masyarakat terhadap pola hidup bersih dan sehat yang masih minim. Karena itu, pihaknya tengah mengintensifkan upaya preventif dengan memberikan edukasi pola hidup sehat kepada masyarakat. "Kita tarik dulu ke belakang, bagaimana menangani hidup sehat remaja putri, mempersiapkan remaja sebelum disunting sebagai istri, sampai melahirkan," kata dia.
Bahkan hingga remaja putri tersebut memiliki bayi berusia dua tahun, akan diberikan bimbingan untuk mengantisipasi stunting. "Faktor itu yang akan kita fokuskan agar stunting di Jaktim bisa nol," kata Indra.
Berikut data yang dirilis Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengenai atau kekurangan gizi kronis dan kekerdilan pada anak balita di DKI Jakarta.
Kategori sangat pendek
- Jakarta Pusat 745 anak balita
- Jakarta utara 2.279 anak balita
- Jakarta Barat 3.671 anak balita
- Jakarta Selatan 4.052 anak balita
- Jakarta Timur 4.857 anak balita
- Kepulauan Seribu 53 anak balita
Total 15.657 anak balita
Kategori pendek
- Jakarta Pusat 967 anak balita
- Jakarta utara 3.207 anak balita
- Jakarta Barat 4.158 anak balita
- Jakarta Selatan 4.859 anak balita
- Jakarta Timur 5.628 anak balita
- Kepulauan Seribu 303 anak balita
Total 19.122 anak balita.
Perkembangan penurunan stunting
- 2013: 27,5 persen dari total jumlah anak balita usia 0-59 bulan
- 2018: 17,7 persen dari total jumlah anak balita usia 0-59 bulan
- 2023: 7,7 persen dari total jumlah anak balita usia 0-59 bulan