TEMPO.CO, Jakarta - Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI kembali mengomentari aksi kader PSI William Aditya Sarana yang membuka anggaran janggal dalam rancangan APBD DKI 2020. Wakil Ketua Fraksi Gerindra Andyka menyinggung William yang membuka anggaran pembelian lem senilai Rp 82 miliar ke sosial media namun tidak ikut dalam rapat pembahasan pengadaan lem tersebut.
"Kalau enggak ikut rapat terus bicaranya di luar, apa itu pantas?," ujar Andyka saat ditemui di DPRD, Jakarta Pusat, Rabu 6 November 2019.
Hal tersebut disampaikan Andyka karena William berada di Komisi A, sedangkan pembahasan pengadaan lem oleh Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat di bahas di Komisi E.
"Ini yang diteriakin kerjaan Komisi E sementara dia Komisi A," tambahnya.
Selain itu lanjut Andyka jika ada temuan yang janggal dalam rancangan anggaran seharusnya disampaikan salam forum resmi agar tidak menuai pro kontra.
Andyka menuding jika tindakan Wiliam tesebut akan menghambat proses pembahasan APBD.
"Kalau seolah olah kami lihat ini menghambat pembahasan APBD. Padahal kami sudah menggunakan pola transparansi,"ujarnya.
Sebelumnya William juga ditegur oleh Wakil Ketua Komisi A Inggard Joshua yang berasal dari Fraksi Gerindra. Inggrad menyatakan William seharusnya tak berkoar-koar kepada masyarakat sebelum anggaran tersebut dibahas oleh DPRD DKI bersama pemerintah.
"Sebagai anggota dewan kita perlu punya rasa harga diri dan punya tata krama dalam rangka menyampaikan aspirasi," Inggard.
William sebelumnya membuka anggaran janggal APBD DKI Jakarta 2020 melalui cuitannya di media sosial twitter. Dia menemukan adanya anggaran pengadaan lem aibon sebesar Rp 82 miliar, ballpoint sebesar Rp 124 miliar dan sejumlah anggaran lainnya.
Kini, legislator termuda di DPRD DKI Jakarta tersebut pun diadukan ke Badan Kehormatan. Seorang bernama Sugiyanto melaporkan William karena dianggap melanggar kode etik.