TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta menyebutkan pencabutan atap Jembatan Penyeberangan Orang atau JPO di Jalan Jenderal Sudirman dan Muhammad Husni Thamrin karena alasan estetika.
"Kenapa yang di Thamrin-Sudirman dibuka, karena selain untuk menyeberang kami mau lihat pemandangannya, trotoar sudah bagus, terus gedung-gedungnya maupun yang lain jadi orang menyeberang sambil melihat keindahan kota Jakarta," kata Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho saat dihubungi di Jakarta, Rabu, 6 November 2019.
Kebijakan pencabutan atap JPO tersebut, kata Hari, disesuaikan dengan situasi, kondisi serta karakteristik tempat JPO tersebut berdiri. Hari mencontohkan pembangunan JPO di Pasar Minggu dan Daan Mogot yang tetap akan menggunakan atap.
"Kalau di sana ditutup, karakteristiknya beda, artinya belum ada pemandangan yang bisa dinikmati, ya sudah pakai tutup kemudian pakai model kaya di Bunderan Senayan, tapi nanti bentuknya beda, serinya beda tapi ada tutupnya, kami bikin JPO itu bervariasi tidak monoton kotak gitu aja," ucap Hari.
Setelah JPO yang menghubungkan trotoar antara trotoar Indofood Tower dan Astra Tower dibuka atapnya, Hari menyebut akan juga melakukan pembukaan atap di JPO yang menghubungkan trotoar Hotel Le Meridien dan kawasan Karet dengan alasan selain estetika, juga karena struktur bangunan yang goyang dan akan diperlebar dari dua meter menjadi lima meter.
"Nah di situ kan memang banyak sekali yang pakai ya, makanya kami perlebar, percantik, nanti ada liftnya juga. Konsepnya dibuka karena apa, view nya di situ juga bagus gitu. Trotoarnya lebar viewnya bagus nanti di dalam itu lantainya akan kami kasih lampu jadi orang nyeberang penerangan tidak dari atas tapi dari bawah," tutur Hari.