TEMPO.CO, Jakarta - Komisi D Bidang Pembangunan DPRD DKI Jakarta menyoroti perencanaan pemerintah DKI dalam merevitalisasi trotoar khususnya di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat. Ketua Komisi D Ida Mahmudah mengatakan koordinasi antar dinas saat ini lemah sehingga berdampak pada kurang matangnya perencanaan proyek.
"Koordinasinya sangat lemah karena perencanaan yang kurang matang," kata Ida saat dihubungi, Rabu, 6 November 2019.
Ida merespons langkah pemerintah daerah yang menebang sejumlah pohon di trotoar Cikini. Pemerintah terlebih dulu fokus merampungkan revitalisasi trotoar.
Setelah revitalisasi selesai, DKI meminta kontraktor untuk menebang pohon yang berdiri di beberapa titik trotoar. Ada dua jenis pohon, yakni angsana dan beringin. Salah seorang pekerja menyebut tebang pohon sudah dilakukan sejak sebulan lalu.
Pekerja kesulitan menghancurkan sisa pohon sampai ke akarnya agar menjadi rata dengan jalan trotoar. Sebab, badan pohon keras sementara pekerja perlu berhati-hati agar infrastruktur trotoar tak rusak.
Ida menilai, seharusnya kedua dinas dapat berkoordinasi dengan baik apabila sedari awal perencanaan pembangunan trotoar jelas. Dinas Bina Marga bertanggung jawab atas proyek penataan trotoar. Sementara Dinas Kehutanan mengurus aspek pepohonan.
"Seharusnya kan dia (dinas) membuat perencanaan nih, kan harus bisa ngitung dong," ucap politikus PDIP ini. "Kalau sekarang pohon ini harus ditebang dengan akarnya ternyata trotoarnya udah jadi, kan sayang harus bongkar lagi."
Pemerintah DKI Jakarta sebelumnya menebang sejumlah pohon di trotoar Cikini. Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati mengatakan penebangan itu dilakukan untuk peremajaan pohon pelindung. Dua jenis pohon yang ditebang adalah angsana dan beringin.
Menurut Suzi, nantinya setelah akar pohon angsana berhasil dicabut seutuhnya dari trotoar Cikini, Dinas Kehutanan DKI akan menanamkan tumbuhan baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.