TEMPO.CO, Jakarta - Kader PDIP Dewi Tanjung menuding penyidik senior KPK Novel Baswedan merekayasa kasus penyiraman air keras pada dua tahun lalu. Sebelum melaporkan Novel ke Polda Metro Jaya terkait dugaan itu, Dewi juga mengunggah video tentang kecurigaannya terhadap kasus itu.
Menurut Dewi, penyiraman air keras ke wajah Novel adalah pertunjukan yang ganti skenario di tengah jalan. "Ini kan aktingnya dia waktu itu, mungkin dia ganti (jadi) perban, ganti skenario," kata Dewi dalam video yang ia unggah di akun YouTube-nya Dewi Tanjung pada 30 Oktober 2019.
Dewi menuding, awalnya skenario penyiraman air keras adalah ke bagian wajah. Namun rencana itu berubah dengan hanya meneteskan air keras ke bagian mata saja.
"Lo boleh deh siram mata gua, tapi jangan kena alis gua, jangan kena kelopak mata gua, entar ga cakep deh. Ya ini skenarionya begitu," kata Dewi.
Tudingan Dewi kepada Novel berawal dari kecurigaannya terhadap satu foto penyidik tersebut saat dirawat usai insiden penyiraman air keras. Di foto itu, wajah Novel hampir seluruhnya tertutupi perban dan hanya menyisakan bagian mulut dan mata yang terbuka.
Menurut Dewi hal itu aneh, sebab bagian yang terkena air keras justru tak diperban. Selain itu, ia juga curiga karena usai perban dibuka, wajah Novel bersih dari bekas luka penyiraman air keras. Sehingga, Dewi menuding air keras hanya diteteskan ke bagian mata saja.
"Mungkin ga kesiram, kalau kata teman-teman ketetesan aja. Ga tahu ya, mungkin mereka ganti skenario. Kalau muka meninggalkan bekas, kalau mata tinggal pakai soft lens biar kelihatan buta," kata perempuan yang pernah bermain sinetron itu.
Tak cukup dengan mengunggah video menuding kasus itu bohong, kemarin Dewi Tanjung melaporkan Novel Baswedan ke Polda Metro Jaya atas dugaan rekayasa penyiraman air keras. Ia menantang Novel untuk membantah tudingannya tersebut dan mengatakan tak akan percaya dengan kebutaan Novel, sampai kader PDIP ini melihatnya secara langsung.