TEMPO.CO, Jakarta – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta memangkas penyertaan modal daerah atau PMD untuk PD PAM Jaya tahun depan menjadi Rp 1,07 triliun. Alokasi itu berkurang dari yang diusulkan oleh perusahaan daerah itu sebesar Rp 1,77 triliun.
Anggota Komisi Bidang Perekonomian Manuara Siahaan mengatakan pihaknya sepakat untuk memangkas penyertaan modal untuk program pembangunan pipa distribusi sistem penyediaan air minum (SPAM) Jatiluhur Tahap 1. “Pembangunan pipa distribusi SPAM Jatiluhur itu belum mendesak,” ujarnya kepada Tempo, Kamis 7 November 2019.
PAM Jaya mengusulkan alokasi penyertaan modal daerah untuk tahun depan sebesar Rp 1,77 triliun. Nilai itu jauh berkurang dari pengajuan yang tercantum dalam rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) yang diserahkan oleh pemerintah DKI pada 5 Juli 2019. Rancangan KUA-PPAS menyebutkan permohonan penyertaan modal untuk PAM Jaya senilai Rp 3,39 triliun.
Manuara menjelaskan SPAM Jatiluhur juga belum rampung dalam waktu dekat ini. Menurut dia, PAM Jaya bisa menyusulkan anggaran program tersebut pada tahun berikutnya.
Pembangunan SPAM Jatiluhur merupakan proyek pemerintah pusat yang ditargetkan rampung pada 2021. Melalui SPAM itu, air dari Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, akan dialirkan ke Karawang sebesar 300 liter per detik (lpd), Bekasi (350 lpd) dan Jakarta (4.000 lpd).
Direktur Utama PAM Jaya Priyatno Bambang Hernowo mengatakan anggaran pembangunan pipa distribusi SPAM Jatiluhur bisa diusulkan pada tahun depan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2020. “Jadi jangan sampai terlambat juga,” kata dia.
Bambang mengatakan SPAM Jatiluhur akan memberikan tambahan suplai air pada Jakarta sebesar 4 ribu liter per detik. Dengan tambahan sumber air itu, jumlah cakupan layanan air PAM Jaya akan bertambah sebesar 14 persen. “Kalau kami menerima itu (tambahan air) dan didistribusikan, jumlah pelanggan yang bertambah sekitar 200 ribu,” ujarnya.