TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Universitas Indonesia Ade Armando mengaku mendapat berbagai ancaman dan perisakan di media sosial, pasca mengunggah meme Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang beriaskan wajah Joker. Meskipun demikian, Ade enggan melaporkan para pengancam yang disebutnya sebagai buzzer tersebut.
"Gak perlu lah (dilaporkan), itu cuma kacung-kacung, orang-orang yang disuruh mengancam saya. Kasian lah, mereka paling dibayar berapa, buzzer atau apalah itu," kata Ade di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat, 8 November 2019.
Ade lebih memilih melaporkan Anggota DPRD RI Fahira Idris yang dianggap melakukan pencemaran nama baik kepadanya. Fahira sendiri telah lebih dulu melaporkan Ade atas tudingan penghinaan terhadap Anies karena unggahan meme Joker tersebut.
"Saya bersama tim kuasa hukum akan melaporkan instagram dari Fahira Idris yang menurut saya mencemarkan nama baik saya," kata dosen UI itu.
Ade menerangkan pada 5 November 2019 Fahira mengunggah suatu foto di Instagram @fahiraidris. Dalam keterangan foto itu, Ade merasa Fahira telah mencemarkan nama baiknya.
"Saudara AA seperti membanggakan dirinya tak tersentuh hukum," kata Ade menirukan tulisan Fahira dalam unggahan itu. "Itu yang akan saya adukan, karena saya tidak pernah membanggakan diri bahwa saya tidak tersentuh hukum."
Polemik soal lapor melapor antara Fahira dan Ade berawal dari munculnya polemik anggaran janggal lem aibon sebesar Rp 82 miliar dan ballpoint senilai Rp 123 miliar dalam rancangan APBD DKI 2020. Kejanggalan itu diungkapkan oleh Anggota DPRD DKI dari Fraksi PSI, William Aditya Sarana.
Masalah itu memicu munculnya meme Anies Baswedan memakai riasan ala Joker. Meme tersebut sempat viral dan diunggah oleh Ade. Dia mengaku mengunggah gambar tersebut dan menilai Anies Baswedan layak dikecam. Namun Ade membantah dirinya sebagai pembuat meme tersebut.
Hari ini, Fahira Idris diperiksa penyidik Polda Metro Jaya sebagai pelapor sementara Ade datang ke Polda untuk melaporkan putri politikus Golkar Fahmi Idris tersebut.
