TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pemerintahannya tetap memprioritaskan penanggulangan banjir pada plafon anggaran tahun depan.
"Ini soal pemberitaan saja. Kalau dikerjakan sih semuanya dikerjakan. Tidak semua yang kami kerjakan itu terberitakan, tapi kami siapkan semuanya," kata Anies di Balai Kota DKI, Senin, 11 November 2019.
Baca Juga:
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah sebelumnya mempertanyakan kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menganggarkan pembangunan trotoar lebih besar dari penanggulangan banjir di ibu kota pada 2020. Pemerintahan Anies Baswedan menganggarkan Rp 1,2 triliun, sedangkan penanggulangan banjir Rp 1 triliun.
"Mereka enggak konsentrasi, saya enggak tahu pak gubernur programnya apa. Kok justru program prioritas dia trotoar?" kata Ida di sela rapat Komisi D bersama Dinas Bina Marga dan Dinas Sumber Daya Air di DPRD DKI, Senin, 11 November 2019.
Anies mengatakan program penanggulangan banjir di ibu kota tetap menjadi prioritas. Saban tahun, DKI menganggarkan triliunan rupiah untuk penanggulangan banjir. "Penanggulangan banjir menjadi anggaran prioritas tahunan," kata dia.
Untuk menghadapi banjir tahun depan, Anies telah meminta anak buahnya melakukan pengerukan sungai dan waduk. Bahkan, hari ini, Anies telah meminta anak buahnya untuk mulai membenahi Waduk Pluit guna mencegah banjir.
Namun, kata Anies, banjir di ibu kota juga dipengaruhi oleh intensitas curah hujan. "Jadi usaha yang kita lakukan adalah ikhtiar manusianya. Insya Allah kita aman," ujarnya.
Lebih lanjut, Anies mengatakan tahun depan, pemerintah juga memprioritaskan anggaran pembangunan trotoar karena ingin meningkatkan minat warga berjalan kaki. Sebab, menurut riset suatu lembaga, kata dia, tingkat pejalan kaki di Jakarta masuk kategori terendah di dunia.
Menurut Anies Baswedan, minat warga berjalan kaki masih minim lantaran pemerintah belum memprioritaskan pembangunan untuk pejalan kaki. Padahal, negara maju menyiapkan fasilitas pejalan kaki dengan baik. "Kita perhatikan semua kota modern dan kosmopolite seperti Jakarta dengan kegiatan interaksi yang amat intensif, selalu punya fasilitas pejalan kaki yang baik. Itu yang kita dorong ke sana," ujarnya.