TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menyarankan Gerindra dan PKS berembuk terlebih dahulu dalam hal pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Menurut Edi, mandeknya pemilihan tersebut karena baik PKS dan Gerindra sebagai partai pengusung tak satu suara.
Edi menyatakan PKS dan Gerindra tak satu suara soal dua nama calon Wagub DKI Jakarta yang telah diajukan ke DPRD DKI, yaitu Sekretaris DPW PKS DKI Agung Yulianto dan mantan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu. Menurut dia, Gerindra tampak tak menyetujui nama keduanya.
Penolakan tersebut disinyalir karena keduanya merupakan kader PKS. Dia pun menyarankan agar Gerindra dan PKS masing-masing mengajukan satu nama.
"Saya lihat Gerindra tidak mau," kata Edi di DPRD DKI, Senin,11 November 2019. "Lebih baik dari Gerindra ajukan satu (nama) dan PKS satu."
Pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk menggantikan Sandiaga Uno memang terus mentok. PKS menilai mereka berjuang sendirian untuk mendorong pemilihan segera dilaksanakan sementara Gerindra menilai tak ada inisiatif dari rekannya itu untuk membuka komunikasi politik.
Alhasil, Gerindra mengajukan empat nama kepada DPP PKS untuk dicalonkan menjadi wagub DKI. Empat nama yang diajukan adalah Dewan Penasehat Gerindra Arnes Lukman, Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry J Juliantoro, Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Riza Patria dan Sekretaris Daerah DKI Saefullah.
Edi mengatakan belum menerima surat revisi dari partai pengusung terkait perubahan dua nama kader PKS telah diusung menjadi cawagub DKI. Menurut Edi, selama ini legislator tidak menghambat pemilihan Wagub DKI.
"Dari dulu komunikasi antar fraksi baik," ujarnya. "Majukan saja misalnya satu PKS, satu Gerindra ditaruh di forum DPRD," ujarnya. "Cepatlah cari wakil gubernur. Masa cari satu saja sulit sekali."