TEMPO.CO, Tangerang - Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan pembangunan kembali bangunan Sekolah Dasar Negeri Malangnengah 2 Pagedangan akan dilakukan secepatnya. Bangunan SD roboh akibat angin kencang pada Senin malam, 11 November lalu.
"Saat ini kami sedang menentukan opsi-opsi agar pembangunan gedung sekolah yang roboh itu bisa segera dilakukan," ujar Zaki kepada Tempo, Rabu, 13 November 2019.
Zaki mengatakan akan ada dua opsi yang bisa dilakulan untuk mempercepat proses pembangunan kembali gedung SD yang roboh itu. Opsi yang pertama adalah membangunan sekolah menggunakan dana darurat penanggulangan. "Opsi ini masih kami pertimbangkan," kata dia.
Opsi kedua, kata Zaki, adalah menyerahkan pembangunan kembali gedung sekolah itu kepada pengembang Sinar Mas Land menggunakan dana CSR. "Sekolah itu berada dalam kawasan pengembang Sinar Mas Land, harapannya jika sekolah itu dibangun dengan dana CSR akan lebih cepat dan efektif," ujarnya.
Zaki berharap dua opsi ini akan segera diputuskan dalam waktu dekat ini agar bangunan SD Malangnengah II segera dibangun.
Saat ini, kata Zaki, tim Pemerintah Kabupaten Tangerang masih melakukan pemeriksaan terhadap struktur dan pondasi bangunan secara menyeluruh. "Ini untuk memastikan apakah bangunan harus dirobohkan total dan dibangun ulang atau hanya rehab berat saja," ujarnya.
Zaki pun mengapresiasi kesigapan dan kewaspadaan Kepala SD Malangnengah II yang melaporkan dan melakukan pengosongan bangunan ketika gejala keretakan muncul dua pekan sebelum bangunan itu roboh. "Dengan antisipasi yang dilakukan jauh hari, ini mencegah korban jiwa, sekolah telah melakukan kesigapan dan kewaspadaan yang baik," kata dia.
Kepala SD Malangnengah 2 Saeful Haris mengatakan sejak terlihat adanya indikasi bangunan akan roboh, pihaknya langsung melakulan langkah pengamanan. "Mengosongkan ruang kelas dan melaporkan ke Dinas Pendidikan," ujarnya.
SD Malangnengah 2 dibangun sekitar tahun 1975 atau Sekolah Inpres era Presiden Soeharto. Tahun 2012 lalu, sekolah itu direhab dengan dibangun dua unit bangunan yang terdiri dari 6 ruang kelas.
Bangunan yang roboh, kata Haris, selama ini digunakan rombongan belajar kelas 4,5 dan 6. "Ada 207 siswa, sementara ini kami lakukan sistem belajar bergantian pagi dan sore," ujarnya.