TEMPO.CO, Depok – Petugas keamanan perumahan Bukit Mampang Residence, Zaenal, 26 tahun mengungkapkan penangkapan terduga teroris Wiji Joko Santoso terjadi sekitar pukul 06.00, Rabu 13 November 2019. “Iya penangkapannya tadi pagi,” kata Zaenal ditemui Tempo, Rabu 13 November 2019.
Zaenal mengatakan, warga atas nama Wiji Joko Santoso ditangkap di luar komplek usai mengantarkan anak pertamanya. “Ditangkapnya di luar, kita tahunya ketangkap setelah ada penggerebekan disini,” kata Zaenal.
Meski tahu warganya tertangkap, Zaenal belum mengetahui kasus apa yang menjerat warganya tersebut. “Saya kurang tahu awalnya, tapi pas dengar kabar soal teroris kaget juga,” kata Zaenal.
Sementara itu, saat disambangi ke rumah Wiji, istri Wiji membenarkan suaminya diringkus aparat kepolisian. Namun ditanya lebih jauh, ia enggan memberikan komentar.
“Mohon maaf sekali saya nggak bisa kasih keterangan apa apa, nggak berani, tapi bener tadi pagi (ditangkap),” kata wanita berjilbab yang tak ingin disebutkan namanya itu.
Istri Wiji pun enggan berkomentar soal dugaan suaminya terlibat dalam kelompok teroris, “Saya tidak tahu mas, saya juga baca laporannya, duh saya nggak tahu deh,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, kepolisian Polda Metro Jaya meringkus satu orang terduga teroris di wilayah Beji, Depok, Jawa Barat bernama Wiji Joko. Ia ditangkap karena diduga pernah berperan sebagai penghubung pada 2014, dan pernah menjadi pelatih di Moro pada 1999 angkatan pertama sampai 2002.
Wiji juga memiliki keahlian militer seperti membuat bom dan merakit senjata. Ia pernah ke Suriah pada 2012 bersama Abu Askari--pimpinan teroris Jaringan Jamaah Islamiyah dengan tujuan menjalin hubungan dengan FSA (Free Syrian Army) dan melakukan perjalanan ke beberapa negara pada periode tahun 2012-2013 antara lain Thailand, Vietnam, Qatar, Singapura, Filipina, Uni Emirat Arab, Sri Lanka, dan Hong Kong.