TEMPO.CO, Jakarta - Seorang petugas keamanan stasiun moda raya terpadu atau MRT tak mau memaksa penumpang membuka tas sehubungan dengan pemeriksaan sebelum masuk area stasiun. Dia khawatir cek-cok dengan penumpang dan informasinya viral di media sosial.
"Saya enggak mau semacam adu argumen sama penumpang takutnya viral," kata pria yang tak mau disebutkan namanya itu saat ditemui di stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, Kamis, 14 November 2019.
Karena itu, dia bakal meloloskan penumpang masuk area stasiun meski belum dicek isi tas atau jinjingannya. Sebab, dia juga melacak isi barang bawaan penumpang menggunakan metal detector.
Apabila alat itu menunjukkan warna merah, maka penumpang hanya membawa barang berbahan logam seperti timah atau besi. Contohnya handphone. Tanda ini masih masuk kategori aman.
Sementara itu, dia tak mengizinkan penumpang masuk stasiun jika metal detector menunjukkan warna hijau. Hijau mengindikasikan adanya bahan peledak seperti petasan."Ketahuan dari lampu, daripada ujungnya membahayakan bukan satu orang aja jadi diperiksa," ucap dia.
Petugas lain, Nur Dwi Pangesti, mengutarakan penggunaan metal detector untuk pengamanan sebenarnya sudah cukup. Petugas pun diperkenankan hanya memeriksa dengan alat itu, apalagi bila penumpang menumpuk di pintu masuk.
Namun, menurut Nur, sejak 13 November petugas keamanan stasiun MRT diminta untuk memperketat pengamanan pasca bom di Polrestabes Medan, Sumatera Utara."Kemarin karena ada bom mulai dibuka (tas penumpang)," ujar Nur. "Sebenarnya enggak dibuka enggak apa-apa karena pakai alat udah cukup," lanjut dia.
PT MRT Jakarta memperketat pengamanan di stasiun selama 13-17 November. Caranya dengan membuka tas atau barang bawaan penumpang sebelum memasuki area stasiun.
Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta, Muhammad Kamaluddin, mengatakan pengamanan ekstra dilakukan setelah mendapat informasi polisi. Informasinya, yakni pengamanan di stasiun kereta bawah tanah itu untuk sementara perlu diperketat.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar berujar akan mengevaluasi apakah pengetatan pengamanan seperti itu bakal berlanjut setelah 17 November. Yang pasti, dia melanjutkan, pihaknya mempertimbangkan aspek kenyamanan, keamanan, dan keselamatan penumpang.
"MRTJ harus selalu dan terus memberikan perhatian sangat serius terhadap keamanan dan keselamatan penumpang," ucap William saat dihubungi, Rabu malam,13 November 2019.