TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD DKI Jakarta menyatakan sejumlah wilayah di ibu kota rawan mengalami pergeseran tanah. Risiko pergeseran tanah tersebut bertambah besar pada musim hujan mendatang.
"Data potensi pergeseran tanah dirilis oleh badan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi)," kata Kepala BPBD DKI Subejo di Balai Kota DKI, Kamis, 14 November 2019.
Sejumlah wilayah yang berpotensi terjadi pergeseran tanah saat curah hujan semakin tinggi berada di kawasan Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Kawasan yang paling rawan terjadinya pergeseran tanah berada di dekat daerah aliran sungai.
Sejumlah wilayah yang dianggap rawan di Jakarta Selatan tersebar di kawasan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan. Sedangkan, di Jakarta Timur tersebar di Kramatjati dan Pasar Rebo. "Kawasan itu masuk potensi gerakan tanah menengah."
BPBD DKI telah mengantisipasi terjadinya pergeseran tanah tersebut dengan mitigasi struktural. Salah satunya adalah penanaman pohon di bantaran kali untuk memperkuat struktur tanah.
Pergeseran tanah, kata dia, terjadi lantaran adanya rongga tanah yang turun. Walhasil, tanah bergerak mencari titik keseimbangan baru. "Kami harap warga tidak mendirikan bangunan di pinggir kali. Karena kawasan kali itu yang rawan pergerakan tanah," ujar Kepala BPBD DKI Jakarta itu.