TEMPO.CO,JAKARTA- Sejumlah warga Sunter yang terkena dampak penggusuran oleh pemerintah DKI masih bertahan di lokasi. Mereka tidak tahu harus pindah kemana.
Sejumlah warga mendirikan tempat berteduh seadanya dari bahan-bahan rumah yang digusur pada Kamis lalu, 14 November 2019. Salah satunya Hasan Basri yang telah bertahan tiga hari di semi bangunan yang hanya dilindungi atap.
"Sejak hari Kamis tinggal tidur di sini,"ujar Hasan di Jalan Agung Prakasa Sunter VIII, Sunter Jakarta Utara, Minggu, 17 November 2019. Ia terpaksa bertahan karena tidak mempunyai pilihan lain untuk pindah.
Ia belum lama tinggal di situ, karena ditawarkan oleh saudaranya untuk tinggal di sebuah rumah yang ditinggal penghuninya waktu itu. Namun rumah tersebut kini telah rata dengan tanah. Sesekali kening Hasan berkerut saat menunjuk ke lahan bekas rumahnya dulu.
Hasan sadar kalau tinggal di lahan yang tidak resmi. Beban hidup kemudian membuat ia kembali tidak punya pilihan lain. "Namanya kita rakyat kecil, kalau saya orang berpunya saya atau warga lain juga tidak akan tinggal di sini,"ujarnya.
Hasan sebagai kepala keluarga saat ini sedang menanggung empat anggota keluarganya. Ia mengatakan sejak digusur Hasan pun tak lagi bisa mencari barang bekas.
Ia menyatakan tidak masalah dengan relokasi oleh pemerintah, asalkan ada kejelasan. Padahal dulu kata dia Gubernur Anies Baswedan janji tidak ada penggusuran.
Hasan meminta kepada pemerintah untuk menyediakan tempat untuk warga tinggal. "Katanya mau dipindahin tapi sampai sekarang belum ada apa-apa,"ujarnya.