TEMPO.CO, Jakarta - PT MRT Jakarta menargetkan mampu mengangkut 173 ribu penumpang per hari pada 2023.
“Saat ini baru sekitar 65 ribu penumpang per hari,” kata Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta, Muhammad Effendi di Depo Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Sabtu, 16 November 2019. "Pada 2020 diharapkan bisa tembus 100 ribu penumpang.”
Effendi optimistis target itu dapat dipenuhi. Sejak beroperasi pada Maret lalu, ketepatan waktu tiba kereta MRT di setiap stasiun mencapai 99,86 persen.
Adapun ketepatan waktu perjalanan mencapai 99,91 persen dan ketepatan waktu jeda antarkereta 99,87 persen. Effendi yakin capaian itu bisa menjadi daya tarik agar masyarakat beralih ke transportasi publik.
Menurut Effendi, masalah keamanan turut menjadi perhatian PT MRT. Karena itu, perusahaannya terus meningkatkan standar pengamanan melalui kamera pengawas dan personel keamanan. Begitu juga dengan prosedur pemeriksaan penumpang. “Kami zero accident. Hingga saat ini belum pernah ada pencurian di kereta atau stasiun MRT," kata dia.
Effendi mengklaim prosedur pelayanan yang dibangun perusahaannya berhasil membentuk pengguna MRT untuk tertib. Misalnya, saat menggunakan elevator, pembelian tiket, masuk gate stasiun, dan masuk gerbong kereta. “Kalau tertib, pasti menimbulkan rasa nyaman. Jadi, masyarakat akan lebih tertarik naik MRT dibanding pakai kendaraan pribadi," ujarnya.
Salah seorang pekerja di kawasan Sudirman, Michael Wijaya, mengatakan kereta MRT Jakarta jadi pilihan transportasi karena memberikan kenyamanan. Selain jadwal operasional yang tak pernah meleset, menurut dia, kondisi stasiun dan kereta MRT terjaga bersih dan rapi. “Enak, kaya sedang di negara lain. Teratur semua. Praktis,” ujarnya.