TEMPO.CO, Jakarta - Dalam waktu 28 hari, Dinas Perindustrian dan Energi DKI harus membuat seribu sumur resapan jika ingin mencapai target. Seharusnya, Dinas membangun 1.300 sumur resapan hingga 15 Desember 2019, namun hingga November ini, baru 300 sumur yang selesai dibuat.
Sumur-sumur itu dianggap bisa menjadi solusi untuk mengatasi genangan air yang kerap muncul setiap musim hujan.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Ricki M. Mulia optimistis seluruh pekerjaan bisa diselesaikan sesuai dengan tenggat. Sebab, dalam satu hari pihaknya mampu menyelesaikan 25 sumur. “Kami yakin bisa selesai karena saat ini masih dikerjakan," kata Ricki.
Selain Dinas Perindustrian, pembangunan sumur resapan juga dikerjakan oleh Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta. Dari target 1.000 sumur, dinas telah menyelesaikan 880 sumur resapan.
Pekerja Sudin SDA Jakpus menggunakan ekscavator untuk memasukkan beton ke dalam lobang sumur serapan di kawasan Tugu Monas, Jumat, 22 Februari 2019. Pembuatan sumur resapan sebagai tindak lanjut intruksi Gubernur No. 137 tahun 2018. TEMPO/Muhammad Fadhlan
Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Kota Administrasi Jakarta Selatan, Saut M. Robet, mengatakan tengah mengebut penyelesaian 174 sumur resapan. ”Target pembangunan ada 500 sumur resapan hingga akhir 2019. Yang sudah terbangun 326,” kata dia.
Adapun lokasi pembangunan sumur tersebar di 10 kecamatan, yakni Jalan Pejaten Indah, Jalan Kalibata Timur I, Jalan Jaelani, Jalan Lenteng Agung Barat, Jalan Martimbang, Jalan Brawijaya, Jalan Hang Jebat VIII, Jalan Gatot Subroto, Jalan Tebet Barat Dalam, Jalan Saco, Jalan Mawar, Jalan Adyaksa, Jalan Grafika, dan Jalan Taman Sejahtera. “Pembangunan telah dimulai sejak Februari lalu,” kata Robet.
Di Jakarta Barat, pembangunan sumur resapan terhambat permukaan air tanah yang tinggi. Dari target 400 sumur, Sudin Sumber Daya Air setempat baru menggarap 70 sumur resapan.
Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air DKI, Purwanti, menegaskan, dengan permukaan air tanah yang tinggi, pembuatan sumur tidak bisa dilakukan. Sebab, jika dipaksakan, sumur tersebut tidak akan berfungsi. “Tidak bisa menampung air hujan, padahal pembuatan sumur justru untuk menampung air hujan agar bisa meresap ke tanah,” ujarnya.
Kendati belum capai target, Purwanti mengklaim jumlah sumur resapan yang ada saat ini cukup untuk menangkal genangan air pada musim hujan. Lokasi sumur tersebar di seluruh wilayah Jakarta Barat. "Kecuali Cengkareng dan Taman Sari," ujar Purwanti.
Selain masalah permukaan air yang tinggi, lokasi dengan lebar yang dibutuhkan sulit ditemui di Jakarta Barat. Untuk menambal kekurangan itu, Sudin Sumber Daya Air Jakarta Barat berkoordinasi dengan sekolah-sekolah dan perangkat desa setempat supaya membuat sumur resapan secara mandiri. "Kami juga minta sekolah-sekolah dan masjid-masjid untuk membikin sumur resapan sendiri," kata Purwanti.
Sebelumnya, Gubernur Anies Baswedan mengeluarkan instruksi Nomor 131 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Drainase Vertikal atau Sumur Resapan. Dalam surat itu ia menargetkan seluruh gedung dan bangunan milik pemerintah provinsi sudah memiliki drainase vertikal pada akhir Maret 2019. Anies ingin gedung milik pemerintah DKI, seperti sekolah, kantor kecamatan, dan kelurahan, tidak lagi membuang air hujan ke jalan atau lingkungan sekitar.
Instruksi Anies Baswedan itu juga menyebutkan bahwa percepatan pembangunan sumur resapan ikut melibatkan Dinas Kehutanan. Tugasnya untuk membangun sumur resapan di taman dan makam dengan tetap mempertimbangkan kondisi yang ada.