TEMPO.CO, Depok - Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Mohammad Thamrin, menyebut sebanyak kurang lebih 40 siswa SMPN 20 Kota Depok dirawat karena terserang virus Hepatitis A. Jumlahnya diduga lebih banyak karena siswa absen di sekolah itu pada saat yang bersamaan mencapai seratus orang.
“Saat ini sudah dalam penanganan di Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Kota Depok,” kata Thamrin merujuk kepada puluhan siswa yang sedang dirawat itu, Selasa 19 November 2019.
Thamrin mengumumkan hasil koordinasi pihaknya dengan Dinas Kesehatan Kota Depok. Dia menjelaskan, ada beberapa sampel darah siswa dan makanan yang diambil untuk diteliti lebih lanjut. “Nanti hasil pemeriksaan laboratorium akan dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Depok,” kata Thamrin.
Terkait kasus itu, Thamrin memutuskan untuk tidak meliburkan siswa justru dengan alasan keamanan. Menurut dia, jika sekolah diliburkan, penularan virus malah tidak terpantau. "Lebih baik si siswa tetap berada di sekolah agar tidak menularkan ke masyarakat lain,” kata Thamrin.
Thamrin mengatakan, awal mula kejadian siswa terkena dugaan virus hepatitis A ini saat pelaksanaan upacara pada Senin 18 November 2019. Sebanyak sekitar 30 siswa lemas dan harus dibawa ke rumah sakit berbarengan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita, meyakinkan bahwa penularan virus Hepatitis A dapat diantisipasi. Ciri-ciri penderita Hepatitis A adalah kelelahan, mual, nyeri perut, gangguan nafsu makan, dan demam ringan.
“Hepatitis ini kan virus, dia bisa mati kalau daya tubuh si pasien normal,” kata Novarita kepada Tempo, Selasa 19 November 2019.
Selain itu, lanjut Novarita, pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga menjadi perhatian jika tidak ingin tertular virus hepatitis A. “Virus ini menyebar dari makanan, kalau bisa dijaga pola PHBS nya, dan jangan makan bersama apalagi dengan orang yang terkena virus itu bisa cepat tertular,” kata Novarita.
Novarita pun belum menetapkan kasus Hepatitis A di SMPN 20 sebagai Kasus Luar Biasa (KLB). “Kan hasil labnya belum keluar, jadi belum bisa dipastikan,” kata Novarita.