TEMPO.CO, Jakarta - Proyek pembangunan jalan layang atau flyover Tanjung Barat, Jakarta Selatan dikeluhkan sejumlah warga karena menyebabkan kemacetan di sekitar lokasi. Apalagi pengerjaan proyek itu dikabarkan akan memakan waktu sampai 13 bulan.
"Katanya satu tahunan lebih pengerjaannya, lama banget," kata salah seorang warga Pasar Minggu, Widji, 40 tahun, Selasa, 19 November 2019.
Menurut Widji, pembangunan proyek jalan layang tersebut baru berjalan satu pekan. Namun dampak yang ditimbulkan sudah dirasakan oleh warga dengan adanya kemacetan.
Bahkan, menurut Widji, kemacetan sering terjadi hingga pukul 00.00 WIB pada Ahad pekan lalu. "Karena pekerjaan proyek dikerjakan malam hari, kendaraan masih ramai melintas," kata dia.
Selain itu, selama proyek jalan layang berjalan, putaran IISIP di Lenteng Agung ditutup oleh otoritas terkait sehingga mengakibatkan kendaraan dari arah Depok menuju Lenteng Agung harus memutar jauh ke Pasar Minggu.
Berdasarkan papan informasi proyek di pinggir Jalan Raya Tanjung Barat, pembangunan jalan layang Tanjung Barat ini merupakan proyek Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) proyek ini tercatat dengan nomor 1545/-1.792 tahun anggaran 2019-2020 (tahun jamak).
Penyedia jasa konstruksi yang ditunjuk dalam proyek ini PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. Waktu pelaksanaan proyek ini selama 13 bulan tiga pekan.
Proyek pembangunan jalan layang ini membuat arus lalu lintas Jalan Raya Tanjung Barat dari arah Pasar Minggu menuju Lenteng Agung menjadi tersendat bahkan kemacetan khususnya di jam sibuk.
Rahim (43), warga lainnya mengatakan kendaraan roda dua masih bisa mencari jalur alternatif untuk menghindari kemacetan dengan memasuki gang-gang sempit untuk ke Pasar Minggu maupun ke Lenteng Agung. "Tapi jalan kecil cuma bisa dilalui sepeda motor, kalau mobil harus melewati jalanan macet, mau tidak mau," kata dia.
Menurut Rahim, dampak proyek ini paling dirasakan oleh warga yang beraktivitas menggunakan angkutan umum, khususnya angkot S15 jurusan Pasar Rebo-Pasar Minggu. Angkot itu harus bersabar menunggu antrean di putaran Poltangan. "Anak-anak sekolah juga yang naik umum, kalau putaran IISIP ditutup mutarnya jauh ke UP, harus melewati tiga stasiun Tanjung Barat, Lenteng Agung dan Universitas Pancasila," kata Rahim.
Rahmi berharap pembangunan jalan layang Tanjung Barat ini secepatnya selesai sehingga lalu lintas warga kembali normal dan lancar.