TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti memuji Ketua PP Muhammadiyah Bahtiar Effendy sebagai sosok yang memiliki prinsip keislaman dan keteguhan sikap yang optimis. Bahtiar meninggal Kamis dinihari, 21 November 2019, sekitar pukul 00.02, di ruang ICU Rumah Sakit Umum Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hubungan Luar Negeri itu meninggal pada usia 61 tahun karena penyakit kanker.
“Sebagai seseorang intelektual di bidang politik islam dan ilmu keislaman memang sangat diakui. Bukunya juga banyak menjadi referensi,” kata Abdul di rumah duka di Komplek Gema Pesona Estate, Depok, Jawa Barat, Kamis 21 November 2019.
Abdul mengatakan sering membaca buku-buku Bahtiar. Salah satunya "Merambah Jalan Baru Islam", yang ditulis Bahtiar bersama Fachry Ali.
“Saya kira buku beliau menjelaskan gagasan pembaharuan di bidang keagamaan utamanya di bidang politik islam memiliki bobot keilmuan yang menjadi rujukan dari banyak pihak,” kata Abdul.
Sebagai muridnya, Abdul mengaku sangat mengagumi sosok Bahtiar. Terutama karakternya yang bersahabat dengan siapa pun. “Saya yang menjadi murid beliau juga merasakan hal itu, tidak pernah membangun jarak yang begitu hierarki baik secara keilmuan, umur, atau yang secara posisi di bawah beliau,” kata Abdul.
Bahtiar lahir di Ambarawa, Jawa Tengah, pada 1958. Ia menempuh pendidikan tingkat menengah di Colombia, Amerika Serikat, dan lulus sebagai sarjana dari Ilmu Perbandingan Agama dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta.
Bahtiar Effendy mendapatkan gelar Ph.D Ilmu Politik dari Ohio State University, Amerika Serikat. Tokoh PP Muhammadiyah tersebut juga pernah aktif menanggapi persoalan politik dengan menulis di media massa, salah satunya tentang fenomena teror berbasis agama.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA