Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Protes Pelarangan Plastik, Ikatan Pemulung: Apa Ada yang Salah

Ilustrasi Kantung Plastik. shutterstock.com
Ilustrasi Kantung Plastik. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) memprotes kebijakan pelarangan plastik sekali pakai oleh sejumlah kementerian dan pemerintah daerah. Pelarangan botol dan kantong plastik sekali pakai ini dikhawatirkan akan mengancam sumber pendapatan 3,7 juta pemulung di 25 provinsi.

Ketua Ikatan Pemulung Indonesia (IPI), Pris Polly Lengkong menyatakan kebijakan pelarangan botol dan kantong plastik oleh sejumlah kementerian tersebut tidak berdasarkan kajian yang menyeluruh.

“Saya tidak habis mengerti dengan pelarangan botol plastik dan kantong plastik oleh beberapa kementerian. Mengapa harus memusuhi plastik. Apa ada yang salah dari plastik,” kata Pris di Jakarta, Kamis 21 November 2019.

Menurut dia, sampah plastik tidak akan menimbulkan masalah jika pengguna terbiasa untuk taat aturan membuang sampah pada tempatnya, bahkan menggunakannya kembali atau mendaur ulang. 

“Yang salah itu manusianya yang membuang sampah plastik sembarangan. Kalau saja manajemen sampah diperbaiki, tidak akan ada masalah dengan plastik,” tegasnya.

Ia menambahkan, pelarangan penggunaan botol plastik dan kantong plastik di sejumlah kementerian akan mengancam kehidupan para pemulung yang selama ini mendapatkan penghasilan dari memulung sampah berbahan plastik.

“Apakah pemerintah memikirkan nasib mereka? Betapa banyak manusia yang derajat kehidupannya meningkat karena menjadi pemulung plastik," ujarnya.

Pris mengatakan sebagian dari pemulung justru sebelumnya sempat berdagang soto atau kelontong. Nasib mereka berubah dan kesejahteraan meningkat setelah menjadi pemulung. "Ini bukti bahwa ada manfaat ekonomi yang besar di balik sampah plastik,” kata Pris.

Pendapatan yang diperoleh pemulung bervariasi. Pris mengatakan, pemulung kampung biasanya memiliki pendapatan Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per hari. “Untuk pemulung yang sudah menjadi pelapak, pendapatan bisa mencapai Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta per hari,” katanya.

Pris sendiri mengaku mendapat keuntungan yang besar dari pekerjaannya sebagai pemulung. Meski tidak mengakui secara pasti, Pris disebut-sebut memiliki pendapatan hingga Rp 100 juta sebulan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Padahal modal awal saya pertama kali menjadi pemulung hanya Rp750 ribu. Tapi lihat sendiri bahwa saya sudah memiliki peningkatan kesejahteraan sekarang,” ujar putra dari artis Cathy Lengkong ini.

Tuti Karyati, seorang pemulung dari Cempaka Putih, Jakarta Pusat, juga memperoleh keuntungan dari daur ulang botol plastik. “Saya setiap hari memulung botol plastik dan gelas plastik, di mana saja di tempat yang saya lewati. Dan saya gunakan botol dan gelas plastik hasil memulung itu untuk dijadikan kerajinan tangan,” ujar Tuti.

Ia mengakui bisa menghasilkan satu kerajinan tangan dari setiap 10 gelas plastik. “Saya bisa menjual hasil kerajinan tangan itu Rp 10.000 per buah,” ujarnya. 

Tuti mengatakan bahwa apa yang ia dapat dari hasil memulung cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Menurut dia, banyak temannya sesama pemulung yang sangat bergantung pada sampah botol plastik. “Ada yang hasilnya dijual ke pengepul. Ada yang seperti saya, digunakan untuk dibuat kerajinan tangan untuk dijual,” ujarnya.

Dia khawatir bila kebijakan pelarangan botol diberlakukan di semua kantor, lembaga, dan sekolah. “Bagaimana nanti kami mendapatkan botol dan gelas plastik bekas untuk kami menyambung hidup,” ujarnya.

Saat ini Tuti sudah menemui kesulitan memperoleh sampah plastik akibat kebijakan pelarangan penggunaan botol plastik di sebuah sekolah di dekat rumahnya. “Sejak sekolah itu berganti kepala sekolah dan melarang murid membawa botol plastik ke sekolah, saya kehilangan salah satu tempat untuk mencari sampah plastik,” kata Tuti.

Ia berharap, pemerintah dan semua pihak terkait memahami betapa pentingnya sampah botol plastik bagi pemulung. “Tolong pemerintah jangan larang penggunaan botol plastik. Karena penghidupan kami sebagai pemulung bergantung pada sampah plastik,” pungkasnya.

Eni Saeni, Koordinator Komunitas Plastik untuk Kebaikan, menyatakan komunitasnya telah melakukan gerakan edukasi pilah plastik dengan insentif tukarkan plastik dengan sembako. Hasilnya dalam 2 jam terkumpul 7 kantong besar sampah plastik di CFD pada 10 November 2019. Sayangnya ujar dia, sebagian masyarakat masih enggan memilah sampah plastik di rumah, banyak dari mereka mencampurnya dengan sampah lain.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Belantara Gelar Kontes Foto Solusi Polusi Plastik

1 jam lalu

Pemulung mencari sampah plastik atau yang punya nilai jual di eks TPA Cicabe, Bandung, Jawa Barat, 5 Mei 2023. TPA yang sudah ditutup ini terpaksa kembali dibuka untuk menerima gelontoran sampah harian Kota Bandung yang mencapai 1.500 ton per hari, sementara TPA Sarimukti tak mampu lagi menampung semua sampah kota karena sudah overload. Sepekan setelah dibuka TPA Cicabe dipenuhi sekitar 600 ton sampah tanpa pemilahan. Solusi pengelolaan sampah seharusnya dimulai dari rumah tangga dan TPS dengan menerapkan sampah terpilah. TEMPO/Prima Mulia
Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Belantara Gelar Kontes Foto Solusi Polusi Plastik

Kontes foto ini merupakan salah satu dukungan dengan tema yang dipilih sejalan dengan tema global Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023.


Sampah Plastik Penuhi DAS Musi, Warga Palembang Diminta Ubah Pola Pikir

2 jam lalu

Ratusan relawan dari berbagai kalangan, Sabtu, 10 Juni 2023, menggelar gerakan bersih-bersih yang bertajuk
Sampah Plastik Penuhi DAS Musi, Warga Palembang Diminta Ubah Pola Pikir

Sampah, termasuk sampah plastik, tidak hanya menumpuk di pinggir-pinggir jalan, akan tetapi memenuhi hampir sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Musi.


Pegadaian dan Plustik Daur Ulang 1 Ton Sampah Plastik

4 hari lalu

Pegadaian dan Plustik Daur Ulang 1 Ton Sampah Plastik

Pengumpulan sampah melibatkan milenial Pegadaian selama acara Konser Lokananta 2023 di Solo.


1 Jenazah Sulit Diidentifikasi akibat Kebakaran Landa 25 Lapak Pemulung di Duren Sawit

11 hari lalu

Ilustrasi kebakaran. ANTARA
1 Jenazah Sulit Diidentifikasi akibat Kebakaran Landa 25 Lapak Pemulung di Duren Sawit

Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan atau Gulkarmat Jakarta Timur menyebut satu orang tewas akibat kebakaran yang melanda 25 lapak.


Ini Arti RRR +D Berkaitan dengan Polusi dan Sampah Plastik

17 hari lalu

Relawan dari River Cleanup Indonesia membersihkan sampah yang menumpuk di Sungai Ciganitri, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu 15 Maret 2023. Relawan River Cleanup Indonesia berinisiatif untuk membersihkan sampah plastik di Sungai Ciganitri yang bertujuan untuk membantu Pemerintah Kota Bandung dalam penanganan sampah termasuk mengurangi volume sampah ke TPA Sarimukti yang telah melebihi kapasitas. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Ini Arti RRR +D Berkaitan dengan Polusi dan Sampah Plastik

PBB memperkenalkan istilah RRR + D untuk mengurangi sampah plastik. Apa artinya?


Praktik Greenwashing di Industri AMDK

24 hari lalu

Praktik Greenwashing di Industri AMDK

Ada lima jenis praktik Greenwashing yang biasa diiklankan oleh produsen yang berbuat seolah-olah pro lingkungan


Kementerian PUPR Siapkan Rumah Tahan Gempa untuk Pemulung dan Tukang Sapu Jalanan

24 hari lalu

Model rumah tahan gempa di Merapi. Foto: Sunaryo
Kementerian PUPR Siapkan Rumah Tahan Gempa untuk Pemulung dan Tukang Sapu Jalanan

Kementerian PUPR, melalui Direktorat Jenderal Perumahan, menyiapkan Program Rumah Inti Tumbuh Tahan Gempa (Ritta) bagi masyarakat sektor informal.


5 Tempat Pembuangan Akhir Sampah Terbesar Di Indonesia

24 hari lalu

Pekerja menggunakan alat berat mengeruk tumpukan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Terjun, Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara, Senin, 20 Februari 2023. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan produksi sampah di kota tersebut mencapai 2.000 ton per hari. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio
5 Tempat Pembuangan Akhir Sampah Terbesar Di Indonesia

DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kapasitas TPA terbesar di Indonesia. Tempat pembuangan akhir sampahnya terletak di Bantar Gebang, Kota Bekasi.


DKI Jakarta Pulangkan 200 Orang PPKS ke Daerah Asal Selama Januari-April

25 hari lalu

Manusia gerobak musiman menunggu sedekah dari pengendara yang lewat di sepanjang trotoar Jalan Utama Cibubur-Transyogi, Jakarta, Senin 10 Mei 2021. Para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) ini berasal dari sejumlah wilayah di Jawa Barat. TEMPO/Subekti.
DKI Jakarta Pulangkan 200 Orang PPKS ke Daerah Asal Selama Januari-April

DKI Jakarta memulangkan 200 orang PPKS seperti gelandangan, pengemis ke daerah asalnya selama periode Januari-April.


Pemkab Tangerang Luncurkan Gerakan Kurangi Sampah Kantoran, ASN Diwajibkan Bawa Tumbler Sendiri

38 hari lalu

Pemulung beraktivitas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing, Kota Tangerang, Banten, Kamis, 7 Mei 2020. ANTARA/Fauzan
Pemkab Tangerang Luncurkan Gerakan Kurangi Sampah Kantoran, ASN Diwajibkan Bawa Tumbler Sendiri

Pencanangan gerakan kurangi sampah perkantoran ini akan diterapkan dan dilaksanakan di seluruh kantor Pemerintah Kabupaten Tangerang hingga desa.