TEMPO.CO, Bogor -Pemerintah Kota Bogor akan membangun alun-alun Kota Bogor, pada Januari 2020. Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, mengatakan sedang menyiapkan teknis pengerjaan dan tahapan pembangunan. Yakni mulai dari pembongkaran dan penataan ulang serta relokasi PKL mulai Desember 2019.
Adapun detail desainnya, Dedie menyebut, diserahkan kepada PT. Arenco sebagai konsultan proyek yang ditunjuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat atau Pemprov Jabar.
Dedie mengatakan alun-alun Kota Bogor akan berdiri di atas lahan seluas 1,7 hektar, yang dibiayai oleh Pemprov Jabar sebesar Rp 15 miliar. Ia menyebut pengelola Taman Topi akan habis di awal tahun 2020. "Namun persiapan yang dilakukan untuk pembangunan alun-alun akan dilakukan bertahap sejak akhir tahun ini."
Dia menyebut persiapan harus detail dan lengkap, karena alun-alun tersebut akan terintegrasi dengan layanan transportasi moda massal seperti commuter line, trem dan juga alun-alun tersebut terintegrasi dengan Masjid Agung Kota Bogor.
"Januari kami lakukan pembongkaran Taman Topi dan Ade Irma," ucap Dedie seusai FGD laporan antara penyusunan DED alun-alun di Balai Kota Bogor, Jumat 22 November 2019.
Untuk penamaan alun-alun Kota Bogor, kata Dedie akan diumumkan pekan depan, karena saat ini sudah ada empat nama pilihan yang akan dipakai. Keempat nama alun-alun itu adalah, Kapten Muslihat, Dewi Sartika, Kota Bogor dan Tajur Ageung. Nama-nama tersebut berasal dari tokoh masyarakat dn bahkan Wali Kota Bogor Bima Arya. "Namun Pemprov sendiri menamainya dengan alun-alun Dewi Sartika Kota Bogor," ucap Dedie.
Konsultan Design PT. Arenco, Prihantono, mengatakan awalnya program Gubernur Jawa Barat ini namanya adalah proyek alun-alun Kota Bogor saja. Namun ada beberapa masukan untuk penamaan, karena mengacu atau dikembalikan pada sejarah daerah.
Sehingga kemungkinan besar penamaan alun-alun, melekat pada nama pahlawan dalam sejarah Kota Bogor. "Karena alun-alun ini nilai edukasinya diprioritaskan, terutama untuk sejarah Bogor," ucap Prihartono.