TEMPO.CO, Bogor - Pedagang Kaki Lima alias PKL di Jalan Dewi Sartika mengaku tidak begitu setuju dengan rencana Pemerintah Kota Bogor membangun alun-alun kota di lokasi itu. Sebab, mereka khawatir dengan semakin banyaknya tempat rekreasi dan tempat nongkrong yang dikhawatirkan akan menjadi tempat bagi para berandal atau preman beraksi.
"Ya tempat main kan udah banyak, Kebun Raya, Taman Sempur dan lain sebagainya. Tapi ya gitu, yang mabuk-mabukan juga tidak sedikit," kata Hendri, 34 tahun, seorang PKL toko sepatu di gerbang masuk Taman Topi kepada Tempo, Sabtu, 23 November 2019.
Pemerintah Kota Bogor berencana membangun alun-alun di Jalan Dewi Sartika. Lokasi yang kini menjadi Taman Topi dan Taman Ade Irma Suryani itu akan direnovasi. Para PKL yang selama ini memenuhi sekitar lokasi pun akan dipindahkan.
Selain khawatir banyaknya penyakit masyarakat karena adanya alun-alun, Hendri menyebut usahanya terancam turun omset karena ia akan direlokasi ke kios yang berada di dalam Pasar Bogor blok A. Apalagi lokasi tempatnya berjualan sekarang sudah dikenal sebagai pusat pembelian sepatu dan sandal di Bogor. "Tapi ya mau gimana atuh, kita siap rugi saja karena di sini saja kita sudah susah cari omset, apalagi di dalam," ujarnya.
Hendri mengaku sudah menerima tiga kali surat pemberitahuan dari Pemkot Bogor untuk mengosongkan lapaknya. Akhir November ini, ia pun diperintah segera pindah ke kios dalam pasar yang sudah disiapkan.
Namun Hendri mengaku sebelum ada pembongkaran paksa, ia akan tetap bertahan di lokasi. Sebab, menurut dia, lokasi ini merupakan salah satu sumber geliat ekonomi warga Bogor. "Selain menjadi sumber keuntungan bagi kami, PKL juga sebetulnya menjadi alternatif warga kelas menengah ke bawah untuk berbelanja di masa ekonomi sulit ini," kata dia.
Kepala Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Bogor, Anas Sabar Rasmana, mengatakan rencana pembangunan alun-alun memang direspons beraham oleh para PKL di Jalan Dewi Sartika. Ada yang menolak ada juga yang setuju.
Anas mengklaim sudah beberapa kali melakukan sosialisasi. Bahkan rencananya pada Selasa, 26 November mendatang, pihaknya akan menggelar rapat untuk persiapan pembongkaran dan teknis renovasi ke depan.
Menurut Anas, PKL sudah di arahkan untuk mengisi kios yang disiapkan di Blok A pasar dengan bantuan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat atau KUR. "Jadi mereka cukup membayar 500 ribu, sudah punya tempat sendiri," ucap kata dia.