TEMPO.CO, Jakarta -Pegiat seni Imam Ma'aruf menyesalkan sikap pejabat DKI yang membentak seniman dalam diskusi bertema 'PKJ-TIM Mau Dibawa Kemana?' di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Rabu, 20 November lalu, yang videonya jadi viral.
Pejabat DKI yang membentak seniman itu adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bidang Pariwisata dan Kebudayaan, Dadang Solihin.
Imam yang menjadi inisiator acara, menuturkan nada Dadang meninggi karena terbawa suasana diskusi yang banyak mempertanyakan kebijakan pemerintah DKI, yang mau membangun hotel bitang lima di kawasan TIM.
"Itu kan kesalahan ada di Pak Deputi. Kan kayaknya deputi itu kurang menguasai permasalahan, Jadi teman-teman di luar teriak-teriak segala macam, lalu dibalas dengan Pak Deputi," kata Imam saat dihubungi, Ahad, 24 November 2019. "Enggak mesti gitu kan balesnya, dia mewakili negara. Itu kan jadi preman."
Video kericuhan saat diskusi yang digelar antara pemerintah provinsi DKI Jakarta dengan sejumlah seniman di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, TIM, beredar viral di media sosial sejak Sabtu, 23 November 2018. Diskusi tersebut mengusung tema 'PKJ-TIM Mau Dibawa Kemana?'.
Kericuhan dipicu saat Dadang Solihin berdiri dari tempat duduknya dan melontarkan ucapan yang meninggi dan menuai kemarahan seniman sebagai peserta diskusi.
"Mau tidak berdiskusi, mau tidak berdiskusi," ucap Dadang dengan nada tinggi.
Seorang peserta yang tidak terima langsung merespon ucapan Dadang. "Woy jangan galak-galak," kata peserta yang tidak terima dengan sikap Dadang. Peserta lain juga menimpali, "Tidak bisa pejabat kayak anda begitu."
"Saya tidak marah, tidak marah," jawab Dadang, setelah para peserta tidak terima dengan ucapannya.
Imam menuturkan sebenarnya Dadang mengungkapkan ingin merangkul seniman. Bahkan, pemerintah menyatakan ingin mengikuti irama seniman. Namun, sebagian seniman tidak percaya dan diskusi berlangsung panas.
Mendengar rentetan kritikan seniman yang hadir, Dadang seperti kehilangan kesabaran dan meluapkan kekesalannya. "Dalam situasi chaos itu mestinya Pak Deputi mendingankan suasana. Bukan malah teriak-teriak. Saya kan juga selaku moderator mencoba menenangkan temen-teman para audiensi itu," tuturnya.
Meski diskusi berlangsung panas, tidak semua peserta terbawa emosi. Sebagian peserta bahkan banyak yang terlihat santai.
"Ada yang mengatakan itu bagian dari akting, karena hampir semuanya (yang hadir) teman-teman teater TIM. Abis kayak gitu cekikikan, tapi ada juga real yang marah-marah," demikian Imam soal kericuhan diskusi yang videonya viral tersebut.