TOD Dukuh Atas pun dipastikannya belum berhenti dikembangkan. Rencana saat ini adalah penyediaan Ruang Terbuka Hijau kolektif. Dengan pembatasan ruang gerak kendaraan bermotor, diharapkan bisa mendorong pertumbuhan jalur pejalan kaki, jalur sepeda, serta penyediaan ruang terbuka hijau.
Perubahan yang sudah dilakukan di kawasan ini antara lain alih fungsi terowongan jalan Kendal sebagai area pedestrian, penyediaan Laybay TJ dan penataan angkutan online. Ada pula pop up retail dan entertainment bekerja sama dengan UMKM. Tuhayat juga menjelaskan kegiatan mempercantik area dengan finishing cat, penataan penerangan, dan mural yang melibatkan seniman lokal.
PT MRT Jakarta juga akan menyediakan ruang baca #RuangBacaJakarta , Microlibrary Dukuh Atas, dengan teknologi perpustaan digital. Mereka akan membangun infrastukturnya dan mengajak kerja sama beberapa perusahaan untuk kampanyenya. Rencananya akan dibuka pula donasi buku terbuka sehingga siapa pun bisa menyumbang buku.
“Iya nanti rencananya disediakan ratusan buku, tinggal dipindai bukunya dan bisa dibaca. Orang bisa membaca buku di mana-mana,” ujar Tuhiyat.
Perpustaan digital ini rencananya tak hanya ada di kawasan TOD Dukuh Atas tetapi juga TOD lainnya. Tuhiyat menyebut akan mengajak kerja sama Komite Buku Nasional untuk mendukung rencana tersebut, untuk meningkatkan budaya membaca masyarakat.
Dikonfirmasi kepada Ketua Buku Nasional, Laura Bangun Prinsloo, mengatakan pihaknya memang sedang melakukan penjajakan ini. "Masih dalam penjajakan. Jika pembicaraan sudah lebih kokoh, kami akan memberikan informasinya lebih lanjut,” ujar Laura.
MRT, moda transportasi baru DKI Jakarta yang diharapkan dapat mengurangi kemacetan.
Tak hanya sebagai kawasan untuk transit mobilitas penumpang dan integrasi moda lain, setiap kawasan hub juga ditargetkan sebagai kawasan yang menghasilkan. Di kawasan-kawasan ini direncanakan sebagai kawasan pengembangan yang berorientasi bisnis. Konsep pengembangannya berorientasi pada kawasan komersial hingga hunian yang menempel atau dekat dengan stasiun transportasi massal.
PT MRT Jakarta akan memegang kendali dalam radius 700 meter dari stasiun MRT. Setiap pengembang yang ingin mendirikan bangunan atau mengelola bangunan di area ini harus membayar kompensasi kepada pihak MRT. Pengembangan akan dimulai 2020. “Saat ini kami masih menunggu peraturan gubernur untuk itu” ujar Tuhiyat.
Ia mencontohkan untuk kawasan kawasan Istora Senayan, pengembangannya akan membuat kawasan hingga Hotel Mulia saling terkoneksi. Sedang Di kawasan Blok M dan ASEAN, pengembangannya bersinergi dengan Perum Peruri. Termasuk di kawasan Dukuh Atas yang sudah lebih dulu dikembangkan, menerapkan konsep serupa.
Tuhiyat menyebut pengembangan seluruh TOD bisa berpotensi meraup pendapatan hingga Rp 240 triliun. "Pembangunan kawasan TOD ini akan menggunakan pembiayaan dari dana operasional PT MRT Jakarta, kurang lebih 15-20 persen," katanya menguraikan.
KOREKSI:
Artikel ini telah diubah pada Rabu 27 November 2019, pukul 4.35 WIB, untuk meralat nama reporter dari Juli Hantoro menjadi yang sebenarnya adalah Dian Yuliastuti. Kesalahan pencantuman nama reporter karena kelalaian editor. Terima kasih.