TEMPO.CO, Depok -Terkait Hari Guru, Pemerintah Kota Depok bakal mengusulkan agar ribuan guru honorer di Kota Depok bisa mengenakan seragam PGRI sekali dalam sebulan.
Hal itu diungkapkan oleh Wali Kota Depok, Mohammad Idris saat peringatan Hari Guru di halaman Balai Kota Depok, Senin 25 November 2019.
“Tujuannya, untuk mengingatkan mereka para guru, yang tergabung dalam satu lembaga yang mengikat mereka dengan suatu komitmen dengan kode etik sebagai guru. Kita minta restu dari Mendagri dan Menpan RB,” kata Idris, Senin 25 November 2019.
Idris mengatakan, peringatan hari guru ini diharapkan bisa menjadi pemicu untuk mengingatkan jasa guru. Dan dia juga berharap momen hari guru ini mampu menjadi penyemangat bagi para guru untuk menghadirkan yang terbaik bagi para muridnya.
Massa pekerja honorer K2 DKI Jakarta melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur DKI, Rabu, 26 September 2018. Tuntutan utama yang disuarakan para pekerja K2 adalah meminta surat keputusan Gubernur. Selama ini, status mereka tidak jelas, apakah termasuk kategori pegawai tidak tetap (PTT) atau bukan. Honorer K2 Jakarta hanya dijadikan pekerja harian lepas (PHL). Padahal beban kerja honorer K2 sama seperti PTT, bahkan setara PNS. TEMPO/Subekti
“Hari Guru juga diharapkan mampu menjadi pemicu setiap orang mengingat jasa guru,” kata Idris.
Lebih jauh Idris mengatakan, Pemkot Depok juga saat ini tengah memperhatikan kesejahteraan para guru honorer salah satunya sudah tidak ada lagi gaji guru honorer di bawah Rp 1 juta.
“Program saya secara langsung sudah dilakukan. Kalau dulu itu guru honorer di bawah satu juta gajinya, kini sudah dua juta untuk secara umum,” kata Idris
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Mohammad Thamrin mengungkapkan, saat Hari Guru hari ini, di Kota Depok terdapat kurang lebih 2000-an guru honorer. Dan perhatian Pemerintah Kota Depok terhadap kesejahteraan para guru honorer itu sudah dilakukan dua tahun belakangan ini.