TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu Daryoto mengatakan revitalisasi TIM di Cikini, Jakarta Pusat, akan dilakukan dengan cara memodernisasi, bukan merelokasi. Dia membeberkan kondisi beberapa gedung di kawasan TIM memprihatinkan.
Salah satunya adalah Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin. Dwi memperlihatkan kondisi arsip di dalam pusat dokumentasi HB Jassin yang tampak berantakan. Dari foto yang ditampilkan Dwi, banyak arsip berupa kertas-kertas yang berserakan di lemari rak seperti tak terurus.
"Saya yakin dokumen-dokumen yang ada di situ dokumen-dokumen sejarah yang sangat luar biasa nilainya. Coba bayangkan itu hanya ditaruh di situ, mungkin sulit nyari dokumennya. Ini yang akan kami revitalisasi," kata Dwi di kantornya, Mal Thamrin City, Jakarta Pusat, Senin, 25 November 2019.
Lokasi kedua adalah gedung galeri seni. Galeri seni TIM yang ada saat ini dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan barang seni. Dwi juga menunjukkan foto galeri tersebut. Dari foto itu terlihat plafon atap gedung yang hampir lepas.
Dwi menjelaskan konsep revitalisasi nanti bakal memindahkan pusat dokumentasi HB Jassin dan galeri seni ke dalam Wisma TIM. Wisma ini, lanjut Dwi, diperuntukkan sebagai lokasi penginapan bagi seniman. Rencananya akan dibangun 200 kamar.
Menurut dia, lantai 1 dan 2 wisma untuk galeri seni. Selanjutnya PDS HB Jassin ditempatkan di lantai 3 dan 4. Jakpro kemudian akan membangun hotel bintang lima di lantai paling atas.
"Bisa tidak bayangkan nanti seni lukis dipamerkan. Kalau di setiap kamar ada lukisan kecil dari seniman TIM bagaimana? Senang tidak? Jadi multifunction," kata Dwi.
Sejumlah pegiat seni sebelumnya menolak rencana pembangunan hotel di Pusat Kesenian Jakarta TIM. Seorang seniman TIM, Imam Ma'aruf mengatakan tidak ada kegentingan untuk membangun hotel di kawasan kawasan pusat kesenian dan kebudayaan itu.
"Apa pasalnya (bangun hotel), dikhawatirkan kalau sudah ada hotel bintang lima di sana ada komersialisasi TIM-nya itu," kata Imam saat dihubungi, Ahad, 24 November 2019.
Imam khawatir pembangunan hotel di kawasan Taman Ismail Marzuki bakal menjauhkan seniman dari lingkungannya. Apalagi, konsep awal desain revitalisasi TIM yang disayembarakan dan dimenangkan Andra Matin tidak ada rencana pembangunan hotel.