TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Dwi Wahyu Daryoto mengatakan pembangunan hotel di Taman Ismail Marzuki atau TIM, Cikini, Jakarta Pusat tak akan menghilangkan ruang kreasi para seniman. Ia memastikan Jakpro tidak membatasi ruang kreasi seniman setelah melakukan revitalisasi TIM.
"Itu kan asumsinya (hotel menghalangi berkreasi). Kalau asumsinya hotel dibangun di ruang-ruang terbuka, ya memakan ruang mereka kan. Di hotel itu tidak makan ruang sama sekali," kata Dwi saat pemaparan di kantornya, Mal Thamrin City, Jakarta Pusat, Senin, 25 November 2019.
Dwi memaparkan hotel akan dibangun di lantai paling atas gedung. Di lantai 1 dan 2 hotel akan diperuntukkan sebagai galeri seni. Sementara di lantai 3 dan 4 untuk tempat arsip Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin.
Tak hanya itu, kata Dwi, para seniman dapat menggunakan ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan TIM untuk berkarya. Ia memaparkan saat ini TIM hanya memiliki 11 persen atau 7.800 meter persegi RTH. Setelah revitalisasi, RTH diperluas menjadi 18.810 meter persegi atau 27,2 persen dari total luas tapak kawasan, yakni 72.551 meter persegi.
Dwi mengatakan seniman pun bisa memakai selasar publik di dekat lobi hotel, baik untuk latihan atau menari. Jakpro sebagai penanggung jawab revitalisasi juga berencana membangun tempat khusus seniman berlatih yang dinamakan Teater Arena. Semua fasilitas tersebut bisa dipakai gratis. "Semua bebas digunakan kecuali Graha Bhakti Budaya harus bayar," ujarnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menunjuk Jakpro untuk mengerjakan proyek revitalisasi TIM. Proyek ini menelan anggaran Rp 1,8 triliun yang diambil dari penyertaan modal daerah (PMD) Jakpro. Pembangunannya ditargetkan rampung akhir 2021.
Sejumlah pegiat seni sebelumnya menolak rencana pembangunan hotel di Pusat Kesenian Jakarta TIM. Imam Ma'ruf salah satunya. Menurut dia, tidak ada kegentingan untuk membangun hotel di kawasan kawasan pusat kesenian dan kebudayaan itu. "Apa pasalnya (bangun hotel), dikhawatirkan kalau sudah ada hotel bintang lima di sana ada komersialisasi TIM-nya itu," kata Imam saat dihubungi, Ahad, 24 November 2019.
Imam khawatir pembangunan hotel di kawasan Taman Ismail Marzuki bakal menjauhkan seniman dari lingkungannya. Apalagi, konsep awal desain TIM yang disayembarakan dan dimenangkan Andra Matin tidak ada rencana pembangunan hotel.