TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan bakal tetap membangun hotel dalam revitalisasi Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat. Hotel setara bintang empat itu disebut Pemprov DKI nantinya sebagai Wisma TIM.
Juru bicara PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Yeni mengatakan hotel bakal dibangun di atas perpustakaan dan pusat dokumentasi sastra H.B. Jassin. "Wisma TIM ada di lantai delapan sampai 14. Total ada 200 kamar," kata Yeni di TIM, Selasa, 26 November 2019
Yeni menuturkan lantai satu sampai tiga di bawah hotel bakal dimanfaatkan sebagai ruang publik, galeri seni dan retail area. Sedangkan lantai empat sampai enam adalah perpustakaan daerah DKI Jakarta. Lalu lantai tujuh ada pusat dokumentasi sastra H.B. Jassin. "Masyarakat bebas masuk ke dalam lokasi ini," ujarnya.
Selain Wisma TIM, pemerintah bakal membangun Wisma Seni. Wisma Seni ini yang nantinya bakal menjadi tempat penginapan seniman yang menggelar pertunjukan di TIM.
Wisma Seni, kata Yeni, merupakan penginapan yang tidak mencari keuntungan. Sedangkan, Wisma TIM merupakan penginapan komersial yang bakal dibangun pemerintah. "Yang komersial hanya Wisma TIM," ujarnya.
Asisten Perekonomian Sekretariat Daerah DKI, Sri Haryati, mengatakan pembangunan hotel mengikuti kebutuhan. Sebab, rancangan awal revitalisasi TIM yang dihasilkan melalui sayembara pada 2007, tidak memasukan pembangunan hotel di dalamnya. "Revitalisasi ini tentu mengikuti kebutuhan dari mulai awal 2007 dilakukan sayembara," kata dia.
Corporate Secretary PT Jakpro Hani Sumarno pembangunan hotel merupakan bagian kecil dari keseluruhan konsep revitalisasi TIM. Total luas lahan yang bakal direvitalisasi di TIM mencapai 72.551 meter. Sedangkan, pembangunan hotel ada di lahan seluas 3.000 meter. "Jadi hanya sebagian kecil. Cuma 4,1 persen dari total luas lahan yang direvitalisasi," ujarnya. "Hotel yang dibangun juga hanya 60 persen dari total 4,1 persen itu."
Sejumlah pegiat seni sebelumnya menolak rencana pembangunan hotel di Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat. Imam Ma'aruf salah satunya. Menurut dia, tidak ada kegentingan untuk membangun hotel di kawasan kawasan pusat kesenian dan kebudayaan itu. "Apa pasalnya (bangun hotel), dikhawatirkan kalau sudah ada hotel bintang lima di sana ada komersialisasi TIM-nya itu," kata Imam saat dihubungi, Ahad, 24 November 2019.
Pembangunan hotel merupakan bisnis komersial. Berbeda jika pemerintah daerah ingin membangun wisma untuk singgah para seniman.
Imam khawatir pembangunan hotel di kawasan TIM bakal menjauhkan seniman dari lingkungannya. Apalagi, konsep awal desain TIM yang disayembarakan dan dimenangkan Andra Matin tidak ada rencana pembangunan hotel. "Tidak ada yang namanya hotel bintang lima (dalam desain awal revitalisasi TIM)," ujarnya. "Manejemen hotel bintang lima seperti apa sih. Komersialisasi itu."