TEMPO.CO, Jakarta - Seniman Taman Ismail Marzuki (TIM) Radhar Panca Dahana mengatakan para seniman telah menolak pembangunan hotel di area TIM sejak awal sosialisasi. Menurut Radhar, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) pertama kali menyampaikan rancangan revitalisasi TIM, Cikini, Jakarta Pusat pada Juli 2019.
"Dia itu udah presentasi pakai gambar-gambar dan lain-lain seolah-oleh mereka udah konfirmasi ke kami. Padahal kami menentang saat itu," kata Radhar usai menemui anggota DPRD DKI Fraksi PDIP di Gedung DPRD, Jakarta Pusat, Rabu malam, 27 November 2019.
Perwakilan PT Jakpro menyampaikan rancangan itu di gedung Graha Bhakti Budaya TIM saat acara Musyawarah Masyarakat Kesenian Jakarta pada pertengahan Juli 2019. Dalam sosialisasi itu, Radhar mengatakan musyawarah itu dihadiri oleh lebih dari 300 orang.
Bahkan, Radhar mengatakan PT Jakpro telah menginformasikan bakal mengelola kawasan TIM selama 30 tahun setelah revitalisasi rampung. "Itu diklaim seolah-olah tidak menentang, padahal kami menentang dari dulu sampai sekarang," ujarnya.
Para seniman sebelumnya menolak pembangunan hotel di area TIM, Cikini, Jakarta Pusat. Pembangunan hotel ini masuk dalam proyek revitalisasi TIM dengan penanggung jawab PT Jakpro. Seniman menilai pembangunan hotel menyimpang dari fungsi TIM sebagai pusat kesenian (art center).