TEMPO.CO, Jakarta -Raja properti Ciputra berpulang dalam usia 88 tahun. Tokoh properti ini mendorong seniman masuk ke dunia entrepreneur atau kewirausahaan.
Di kalangan seniman, Ciputra dikenal sebagai pemrakarsa Pasar Seni Ancol, yang menjadi wadah bagi para seniman berkarya dan menjual karya-karyanya. “Seniman harus diajak masuk ke dunia entrepreneur. Kalau dengan paradigma lama dan menganggap seni itu sakral, terpisah dari dunia usaha, hidup seniman makin celaka, digilas zaman,” ujar Pengamat Seni Rupa, Agus Dermawan menirukan ucapan Ciputra.
Pasar Seni Ancol didirikan pada 1975 meniru Montmartre di Paris. Pasar Seni, kata Agus, adalah “percobaan” Ciputra dalam meng-entrepreneur-kan seniman. Pasar seni mempertemukan seniman dan publik dalam arena kreatif sekaligus transaksional.
Ciputra, menurut Agus, merumuskan entrepreneurship seniman dalam artpreneur pada 2000. Kemudian putrinya, Rina Ciputra, mewujudkan hal itu pada 2005 dengan Ciputra Artpreneur di dalam kompleks mal dan hotel.
“Ini dibuat agar seniman tahu bahwa artpreneur akan membuahkan hal-hal besar: karya cipta, manajemen, dan finansial,” kata Agus yang kembali menirukan ucapan Ciputra.
Adapun Direktur S.Sudjojono Centre, Maya Sudjojono, mengenang Ciputra pernah melibatkan ayahnya, S. Sudjojono, sebagai penasihat dan penyelenggara pameran besar “Tiga Warna Seni Lukis Indonesia” di Pasar Seni Ancol. Pameran itu mempertemukan Sudjojono, Affandi, dan Basuki Abdullah pada 1985.
Bernama asli Tjie Tjin Hoan, Ciputra lahir di Parigi, Sulawesi Tengah, 24 Agustus 1931. Insinyur lulusan Institut Teknologi Bandung jurusan arsitektur ini merupakan pelopor asosiasi pengembang Real Estate Indonesia atau REI.
Ia telah membangun banyak proyek penting, di antaranya Taman Impian Jaya Ancol, Pondok Indah, Serpong, Bintaro, Ciputra World II, Ciputra Hanoi International City, Grand Phnom Penh International City di Kamboja, dan Grang Shenyang International City di Cina.
Ciputra Group memiliki 13 sektor usaha di bidang perumahan, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, hotel, apartemen, fasilitas rekreasi, pendidikan, kesehatan, agrikultura, telekomunikasi, pusat kesenian, media, dan asuransi. Ia juga salah seorang pemegang saham Tempo. Ciputra berada di urutan ke-18 dari 20 orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes pada 2019.