TEMPO.CO, Jakarta - Petisi online di laman change.org yang yang menolak penyelenggaraan reuni 212 sudah mengumpulkan 2,372 tanda tangan hingga Kamis, 28 November 2019 sekitar pukul 11.00. Petisi itu dibuat oleh pemilik akun bernama 7inta Putih sejak tiga hari lalu.
"Peringatan Reuni Alumni 212 adalah suatu bentuk banalitas budaya. Sedari awal gerakan 212 adalah gerakan politik yang berjubah agama. Sungguh kebijakan yang sangat dangkal jika Anies Baswedan pada saat pasca Pemilu 2019 memberikan ijin Reuni Alumni 212 yang rawan disusupi sekaligus ditunggangi kepentingan elit politik," tulis 7inta Putih dalam petisinya.
Si pembuat petisi menargetkan ada 2.500 tanda tangan. Petisi itu ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Kapolri Jenderal Idham Aziz, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Hukum dan HAM.
Reuni 212 tahun ini rencananya digelar pada 2 Desember 2019 di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Kali ini, massa membawa agenda tuntutan terhadap Diah Mutiara Sukmawati Soekarnoputri atas dugaan tindak pidana penistaan agama yang telah membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Presiden Soekarno.
Di gelaran perdana gerakan ini pada Desember 2016 lalu, massa menuntut pemidanaan terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok atas dugaan tindak pidana penistaan agama. Gerakan ini kemudian berkelanjutan hingga menjadi pendukung calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.