TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik Kepolisian Daerah Metro Jaya melakukan penyelidikan perdana terhadap kasus yang menjerat Diah Mutiara Sukmawati Soekarnoputri pada Kamis, 28 November 2019. Dalam penyelidikan itu, polisi memanggil pelapor Ratih Puspa Nusanti untuk dimintai keterangan dan penyerahan alat bukti tambahan.
Ratih menerangkan pada Senin lalu juga datang untuk menjalani pemeriksaan formil. Namun baru hari ini pemeriksaan materi laporannya dilakukan.
Dalam kunjungannya kemarin, Ratih terlihat ditemani oleh 2 pengacara dari Koordinator Pelaporan Bela Islam (Korlabi) dan Sekjen Korlabi Novel Bamukmin.
"Kalau kemarin masih bahas formalitas aja, seperti nama, alamat identitas, sehat bisa beri keterangan, artinya undangan klarifikasi, belum masuk materi pokok. Sekarang baru bahas materi pokok," ujar Ratih Puspa Nusanti di Polda Metro Jaya, Kamis sore.
Ratih mengatakan dalam kunjungannya kali ini, pihaknya membawa sejumlah alat bukti tambahan seperti rekaman video dan printout kutipan Sukmawati di beberapa media online. Bukti tersebut diminta oleh penyidik pada pemeriksaan Senin, 25 November lalu.
Korlabi melaporkan putri Presiden Pertama Indonesia Soekarno itu ke Polda Metro Jaya pada 15 November 2019. Laporan terdaftar dengan nomor LP/7393/XI/2019/PMJ/Dit.Reskrimum.
Awal mula laporan saat pelapor mendapatkan informasi dari kerabat yang melihat langsung dari mesin pencari Google ihwal ucapan Sukmawati dalam diskusi bertajuk 'Bangkitkan Nasionalisme, Bersama Kita Tangkal Radikalisme, dan Berantas Terorisme' pada 14 November lalu.
Di video itu, Sukmawati sempat bertanya soal siapa sosok yang paling berjasa dalam kemerdekaan Indonesia di antara Nabi Muhammad dan Presiden Soekarno. Berikut ini cuplikan pidato yang dianggap menista agama itu.
"Mana lebih bagus Pancasila sama Al Quran? Gitu kan. Sekarang saya mau tanya ini semua, yang berjuang di abad 20 itu nabi yang mulia Muhammad, apa Insinyur Sukarno? Untuk kemerdekaan. Saya minta jawaban, silakan siapa yang mau menjawab berdiri, jawab pertanyaan Ibu ini," ujar Sukmawati Soekarnoputri.
Atas laporan itu, Sukmawati membantah berniat menista Nabi Muhammad SAW. Saudara mantan Presiden Megawati Soekarnoputri itu mengatakan ucapannya yang membandingkan Muhammad dengan ayahnya itu dalam konteks perjuangan kemerdekaan Indonesia. "Saya kan hanya bertanya, konteksnya sama sejarah Indonesia dalam kemerdekaan, masak begitu saja jadi masalah?," ujarnya kepada Tempo pada Sabtu, 16 November 2019.