TEMPO.CO, Jakarta - PT Jakarta Propertindo atau Jakpro menyatakan ada kemungkinan perubahan proyek karena Penyertaan Modal Daerah (PMD) dipotong senilai Rp 400 miliar hingga menguranginya dari senilai Rp 3,106 triliun menjadi Rp 2,706 triliun. Salah satunya terkait proyek revitalisasi TIM.
"(Pemotongan) Rp 400 miliar untuk seluruh pengajuan yang disampaikan Jakpro dalam rapat Banggar itu, belum ada hasil akhir. Baru kemarin dipotong, kami bawa ke manajemen untuk kemudian dilakukan perubahan," kata Sekretaris Perusahaan Jakpro Hani Sumarno saat dihubungi di Jakarta, Kamis, 28 November 2019.
Pemotongan PMD tersebut terjadi dalam rapat Badan Anggaran (Banggar) karena DPRD DKI Jakarta keberatan terhadap rencana pembangunan hotel dalam proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat.
"Yang jelas kemarin, aspirasi yang disampaikan dewan kami terima. JakPro kan penugasan. Semua langkah yang dilakukan kami harus atas persetujuan dari pihak yang menugaskan, dalam hal ini Pemprov," kata Hani.
Menurut Hani, walaupun pembangunan Wisma TIM atau hotel dihapus, hal tersebut tidak mengganggu konsep revitalisasi TIM.
Wisma TIM rencananya dibangun sebanyak 200 kamar. Penginapan itu akan berada di lantai 8 sampai 14. Sedangkan lantai bawah diisi galeri, perpustakaan serta Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin.
"Wisma TIM bagian kecil dari gedung yang di dalamnya plaza untuk para seniman berdiskusi, ekspresi latihan, perpustakaan, galeri seni. PDS HB Jassin. Kemudian (di atasnya) ada penginapan atau Wisma TIM," kata Hani.
Sejumlah seniman sebelumnnya menolak konsep revitalisasi TIM terutama karena adanya pembangunan hotel. Pada Rabu, 27 November lalu, DPRD memotong anggaran PMD untuk TIM dari Rp 3,106 triliun menjadi Rp 2,706 triliun dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran (KUA PPAS) 2020.