TEMPO.CO, Jakarta -Kasus penipuan oleh penyelenggara travel kembali terjadi. Setelah First Travel yang merugikan ratusan jemaah hingga miliaran rupiah, kali ini, Easy To Holiday, Travel atau Trip Organizer milik Sunawar Eko Priadi yang diduga melakukan penipuan.
Awalnya, travel yang dijalankan Adi--demikian Sunawar Eko Priadi biasa disapa--berjalan mulus. Ia mampu membawa para peserta travelnya ke Turki, India, Jepang, hingga Kashmir. Layanan yang menyenangkan kepada para peserta travelnya membuahkan komentar positif pada akun Instagram resminya, @easy.toholiday, yang notabene menjadi kanalnya untuk membranding sekaligus memasarkan travel Easy To Holiday.
Tak heran, banyak traveler yang kepincut untuk mendaftar menjadi peserta travel Easy To Holiday. Mulai dari peserta rombongan atau private trip, hingga peserta individual atau open trip. Down Payment atau DP mulai dari Rp 4 juta hingga puluhan juta pun mereka percayakan dibayar di muka, untuk kemudian ditransfer ke rekening Adi.
Sayangnya, akhir Oktober 2019, gelagat kurang baik sudah mulai ditunjukkan. Peserta rombongan yang akan berangkat ke Jepang terpaksa jalan sendiri, tanpa ditemani Adi yang tiba-tiba menghilang dan sulit dihubungi. Meski tetap berangkat dengan modal tiket airlines yang sudah diberikan Adi, sayangnya dikisahkan Febrina, salah seorang rombongan yang ke Jepang, "Kami tetap harus bayar apartemen, karena cek yang dikasih untuk bayar apartemen bodong."
Pengakuan Adi kepada peserta rombongan ke Jepang, ia tengah sakit. Untuk membuktikan ucapannya, ia pun berhasil membawa rombongan berikutnya Ke Kashmir pada akhir Oktober 2019. Lagi-lagi dengan layanan yang ramah dan menyenangkan.
Sayangnya, Kashmir menjadi perjalanan Adi yang terakhir. Berikutnya, ia sudah tidak bisa dihubungi. "Sedihnya, di saat mulai bermasalah, dia masih menelpon saya untuk melunasi perjalanan saya ke Turki yang akan dilakukan pada 28 November 2019. Alasannya, dia sedang mengurus penginapan untuk yang di Turki. Total saya sudah bayar Rp 16,5 juta," kata Dwi dalam keterangan pers yang diterima Tempo, 4 Desember 2019.
Dwi mengaku ikut mendaftar ke Turki karena temannya sudah pernah ke India bersama Easy To Holiday. Dan temannya itu pun menjadi peserta ke Turki.
Menurut Dwi para peserta travel Easy To Holiday yang diketahui tertipu dan bergabung dengan grup WhatsApp "Tuntut Pengembalian DP" sudah mencapai lebih dari 30 orang. Nilai kerugian pun bervariasi, mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 90 juta.Total kerugian seluruh peserta yang tergabung dalam grup tersebut mencapai Rp 444.950.000.
Para peserta sudah berulang kali menghubungi pengelola agen perjalanan itu ke dua nomor telepon, menghubunginya lewat akun media sosial dan email, hingga mencari tahu alamat rumah Adi. Mereka juga tengah berencana melaporkan Adi ke polisi. Tempo berupaya menghubungi Adi. No teleponnya masih aktif, tetapi tidak dapat dimintakan konfirmasi. Pesan WhatsApp tidak berbalas.