TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bahwa agenda balap mobil listrik Formula E tidak bisa dilihat sebatas sebuah agenda olahraga. Menurutnya, Formula E yang diboyongnya ke Jakarta mulai tahun depan juga inisiatif strategis dalam pengembangan energi terbarukan.
Hal tersebut disampaikan Anies menjawab kritik yang datang dari sejumlah Fraksi di DPRD DKI. Dalam rapat paripurna, Rabu 4 Desember 2019, beberapa fraksi yang melontarkan kritiknya itu antara lain PSI dan Demokrat.
Anies juga berpendapat ajang Formula E berkaitan dengan target investasi dan pengembangan pariwisata Jakarta. "Pengembangan ekonomi dan investasi Formula E sama pentingnya dengan pengembangan infrastruktur MRT- LRT," kata Anies.
Mantan menteri pendidikan di tahun pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo itu menyatakan upaya tersebut diperhitungkan untuk jangka panjang. Dalam hal ini DKI telah mendekalrasikan untuk menjadi tuan rumah Formula E selama lima tahun. Waktu lima tahun itu dianggapnya cukup untuk memicu pengembangan ekonomi berkelanjutan.
Dalam penyampaian pandangannya, PSI menyoroti anggaran yang mencapai Rp 1,2 triliun hanya untuk Formula E tidak mencerminkan efisiensi. Balap mobil listrik itu juga disebutkan bukan agenda prioritas karena tidak masuk dalam rancangan pembangunan jangka menengah daerah.
"PSI menilai bahwa puncak dari perencanaan anggaran yang tidak jelas prioritas, tidak cermat, tidak efisien terjadi pada Formula E," ujar anggota PSI Anthony Winza.
Fraksi Demokrat juga menyampaikan kalau Formula E akan menelan anggaran yang sangat besar. Pemerintahan Gubernur Anies Baswedan diingatkan untuk mengerakkan perekonomian yang bisa menyentuh hingga lapisa terbawah masyarakat ibu kota. "Jangan hanya menjadi even kalangan menengah atas," ujar anggota Fraksi Demokrat, Desie Christhyana.