TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Panglima Forum Betawi Rempug atau FBR Kota Tangerang Selatan Andi Afery membantah ada anggotanya yang melakukan intimidasi terhadap wartawan Kabar6.com Eka Huda Rizki, 20 tahun.
"Kalau memang disangkakan anggota kami dan di pandangan saudara kita, yakni Eka atau kawan-kawan media kita minta maaf, kita gentleman dan fair saja. Kalau salah kita minta maaf kalau benar ya kita perjuangkan," kata Fery, Kamis, 5 Desember 2019.
Menurut Fery, perlakuan kasar yang diterima Eka saat meliput anggota ormas FBR ke Pemkot Tangsel bukan dari anggotanya. Saat ini, ia mengaku masih mencari tahu siapa orang yang berbuat intimidatif itu.
"Di Tangsel jumlah anggota FBR mencapai 5.800. setiap ketua pos dan ketua gardu pasti mengetahui anggotanya. Nah ini, kita juga tidak tahu siapa yang memberikan perlakuan itu ke Eka," kata Fery.
Fery juga mengatakan bahwa jalinan hubungan FBR dan teman-teman media sudah seperti saudara. Sehingga, menurut dia, tidak mungkin anggota FBR melakukan kekerasan terhadap wartawan.
Ia pun menduga ada pihak tertentu yang turut saat FBR mendatangi Pemkot Tangsel. "Ada oknum gelap saat aksi FBR ke pemkot Tangsel kemarin. Saya juga menyayangkan ada peristiwa ini. Saya juga sudah lihat video CCTV-nya tapi saya juga tidak tahu siapa dia," ujarnya.
Mengenai sikap FBR, kata Fery, pihaknya akan meminta maaf kepada Kabar6.com dan Eka atas kejadian yang menimpanya. FBR, menurut dia, harus berbesar hati dan akan bertanggung jawab. "Karena kemarin kejadiannya saat FBR mendatangi kantor Pemkot Tangsel, karena kejadian itu ada di aksi kami ya kami akan minta maaf," kata dia.
Fery mengatakan untuk kedepannya, ia berharap Eka tetap dapat berhubungan baik dengan FBR. "Eka ini adalah saudara dari FBR juga, jadi supaya ada kenyamanan dengan Eka dan tidak ada putus hubungan dengan Kabar6.com," ujarnya.
Wartawan Kabar6.com, Eka Huda Rizki sebelumnya mengalami intimidasi saat meliput aksi FBR di Pemkot Tangsel pada Rabu, 4 Desember lalu. "Saat keluarin handphone mau foto aksi tersebut, kemudian ada yang teriak 'woi ngapain foto- foto' sambil deketin saya, padahal saya belum ambil foto mereka, saya juga dikejar beberapa anggota ormas FBR itu dan saya sudah bilang kalau saya dari media ingin meliput," kata Eka.
Setelah didekati beberapa anggota ormas FBR, kata Eka, ia diminta untuk menghapus foto padahal ia belum mengambil foto aksi ormas tersebut. Eka juga sudah menjelaskan bahwa dirinya belum sempat memfoto. Atas kasus ini, Eka sudah melapor ke polisi.