TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bakal segera meluncurkan versi terbaru e-budgeting. Sistem belanja elektronik itu sebelumnya sempat dinilai masih lemah karena mempunyai celah masuknya anggaran janggal seperti usulan pembelian lem aibon Rp 82 miliar di Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat dalam rencana plafon anggaran 2020.
"Sudah siap (diluncurkan), tapi nanti saat launching akan diumumkan. Kami sudah siap," kata Anies Baswedan di Balai Kota DKI, Selasa, 10 Desember 2019
Anies menuturkan telah ada penyempurnaan sistem e-budgeting yang baru tersebut. Namun, mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu belum mau mengungkapkannya.
"Pada saat peluncuran saja. Kalau doorstop gini kan gak akan lengkap," ujarnya. "Nanti dipersentasikan yang awal seperti apa, yang sekarang seperti apa. Yang baru seperti apa. Jadi bisa keliatan."
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya berencana bakal menjadikan sistem E Budgeting DKI lebih interaktif. Yakni dengan menyediakan fitur untuk berkomentar.
"Upgrading kemudian adalah akses bahkan bukan hanya bisa dilihat seperti sekarang tapi juga publil nanti bisa memberikan komentar," ujar Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta Pusat, Jumat 1 November 2019.
Anies mengatakan fitur berkomentar tersebut untuk meningkatkan faktor transparansi publik terhadap proses penganggaran DKI hingga pengawasan.
Anies menyebutkan faktor yang dipehatikan selanjutnya adalah keamanan data serta sitem yang meminmalisir terjadinya dampak dari human eror. karena saat ini kata dia kekeliruan dalam memasukan data masih mungkin terjadi.
Mantan Mendikbud tersebut memisalkan anggaran Rp 82 miliar untuk pembelian lem Aibon yang secara logis angka tersebut tidak bisa diterima. Anies Baswedan merencanakan di sistem yang baru nanti angka- angka yang tidak rasional tersebut bisa ditolak oleh sistem.
IMAM HAMDI | TAUFIQ SIDDIQ