TEMPO.CO, Jakarta - Panggung Djakarta Warehouse Project atau DWP kembali mengguncang Ibu Kota tahun ini. Ismaya Live selaku penyelenggara acara menetapkan JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat sebagai lokasi acara musik bergenre electronic dance music atau EDM itu. Acara berlangsung pada 13-15 Desember 2019.
Seperti tahun sebelumnya, perhelatan DWP ditolak sejumlah organisasi kemasyarakatan atau ormas sejak 2017. Salah satunya ormas Gerakan Pemuda Islam atau GPI Jakarta Raya yang menilai DWP perbuatan dosa alias maksiat. Berikut fakta mengenai DWP:
1. Ditolak sejak 2017
Sekelompok massa yang menamakan diri Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Peduli Bangsa berdemonstrasi di depan Balai Kota, Jakarta Pusat, pada 29 November 2017. Mereka menuntut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membatalkan DWP 2017. DWP dinilai merusak moral bangsa dan tak mencerminkan budaya Indonesia. Di hari kedua penyelenggaraan DWP 2017, sejumlah orang berdemonstrasi di lokasi acara, JIExpo Kemayoran.
Meski begitu, DWP 2017 tetap digelar. Dua tahun kemudian, acara yang mendatangkan disc jockey alias DJ internasional itu kembali ditolak ormas. Humas aksi dari GPI, Rahmat Himran menuturkan sekitar dua ribu orang akan menggelar demonstrasi di Balai Kota Jakarta dan JIExpo Kemayoran menolak DWP 2019.
2. Didukung Sandiaga Uno
Sandiaga Uno menyatakan mendukung DWP ketika masih menjabat wakil gubernur DKI pada 2017. Sandiaga menilai DWP perlu didukung karena dapat mendorong perekonomian negara. Bahkan, kala itu Sandiaga bercerita anaknya adalah salah satu pengunjung DWP. "Oh, itu anak saya biasanya ke sana,” kata Sandiaga di sela kegiatannya di Cilandak Timur, Jakarta Selatan, Ahad 3 Desember 2017.