TEMPO.CO, Jakarta -PT MRT Jakarta dan PT KAI sedang menyusun jajaran direksi perusahaan baru dalam bentuk join venture yang dimiliki oleh kedua pihak. Kedua perusahaan menjadwalkan penyusunan jajaran direksi rampung dalam sebulan sejak penandatanganan head of agreements pada pekan lalu.
"Board Of Directors Insyaallah Januari (2020), baru akan terlihat," ujar
Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Muhammad Effendi di Hotel Grand, Jakarta Selatan pada Rabu petang, 11 Desember 2019.
Menurut Effendi, terbentuknya susunan direksi perusahaan baru yang belum memiliki nama itu akan memulai pekerjaan detail. Salah satunya, ihwal pembagian dan atau kepemilikan aset antara MRT Jakarta dan KAI. "Nanti akan dibahas di situ (jajaran direksi)," ujar Effendi.
PT MRT Jakarta dan PT KAI menandatangani head of agreements di Balai Kota pada Senin, 9 Desember 2019. PT MRT Jakarta akan menjadi pemilik 51 persen perusahaan baru dan sisanya dipegang oleh PT KAI.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan beberapa aspek integrasi yang bakal diatur perusahaan baru itu adalah pengelolaan stasiun, commuter line hingga kereta bandara. Anies berharap integrasi ini bakal menaikkan jumlah pengguna transportasi darat.
"Pengguna kereta api sekitar 1,2 juta, pengguna angkutan darat kita 980 ribu, kalau ini diintegrasikan sudah lebih dari 2 juta pengguna kendaraan umum," ujar Anies Baswedan di Balai Kota, Jakarta Pusat setelah melakukan penandatanganan.
TAUFIQ SIDDIQ