TEMPO.CO, Jakarta - Sekolah Menengah Atas Negeri 31 Jakarta membantah adanya rencana pembentukan sekolah syariah. Wakil Kepala SMA Negeri 31 Bidang Kurikulum, Cipto Rojo, mengatakan isu pembentukan sekolah syariah memang telah menerpa SMAN 31 sejak dua bulan lalu.
"Itu semuanya tidak benar. Kami masih sekolah negeri seperti umumnya," kata Cipto saat ditemui di kantornya di Jalan Kayu Manis, Jakarta Timur, Jumat, 13 Desember 2019.
Menurut dia, terpaan isu sekolah syariah terjadi setelah sekolah menerapkan program Tahfiz Quran. Sejak Desember tahun lalu, setiap pekan seluruh kelas secara bergantian mendapat pelajaran Tahfiz Quran.
Sekolah memasukkan pelajaran Tahfiz Quran selama dua jam dari total tiga jam pelajaran yang tersedia di mata pelajaran agama. "Tahfiz Quran memang kami masukan menjadi pelajaran sekolah. Setiap kelas mendapatkan materi ini sepekan sekali."
Cipto menerangkan pendalaman dan hafalan terhadap kitab suci tidak hanya untuk siswa yang beragama Islam. Siswa beragama Kristen/Katolik pun mendapatkan materi yang sama, yakni Pendalaman Alkitab.
Materi Tahfiz Quran dan Pendalaman Alkitab merupakan usulan dari alumni SMAN 31. Setelah mengkajinya, akhirnya sekolah memutuskan untuk memasukan materi tersebut. "Yang mengajar materi tersebut juga alumni yang sekarang belajar di Perguruan Tinggi AlQuran."
Menurut Cipto, materi Tahfiz Qulran dan Pendalaman Alkitab telah berdampak positif kepada para siswa. Bagi siswa yang beragama Islam telah mampu menghafal AlQuran 1-14 juz. Sedangkan, yang Kristen/Katolik bisa lebih memahami Alkitab.
Selain itu, dengan materi ini diharapkan bisa membantu siswa yang mau masuk perguruan tinggi. Sebab, ada beberapa perguruan tinggi yang memberikan kemudahan bagi siswa penghafal AlQuran. "Jadi siswa yang nilai akademik kurang, diharapkan bisa terbantu dari hafalannya."
Lebih jauh ia menuturkan sekolah tidak mematok siswa untuk hafal beberapa Juz Al Quran. Selain itu, banyaknya hafalan juga tidak mempengaruhi nilai akademik siswa secara keseluruhan. "Karena ini hanya tambahan saja. Kalau hafal lebih banyak siswa sendiri yang nanti merasakan manfaatnya."
Sisw Kelas X IPA SMAN 31, Alya Zahra, mengatakan kegiatan hafalan AlQuran tidak menjadi beban selama belajar di sekolah. Bahkan, siswa ini melihat pelajaran Tahfiz Quran baik. "Bagi saya materinya bermanfaat. Tapi memang ada penilaian hafalannya di buku tersendiri," ujarnya.