TEMPO.CO, Bekasi - Jalan Tol Layang Jakarta - Cikampek telah dibuka untuk umum sejak hari Ahad lalu. Jalan ini dioperasikan secara fungsional untuk menyambut libur panjang Natal dan Tahun Baru 2020. Karena konstruksinya di atas, maka pengguna jalan itu diminta waspada angin kencang.
"Ada rambu peringatan yang kami pasang di beberapa titik, kami sampaikan ke masyarakat bahwa hati-hati angin dari samping," kata General Manajer Traffic PT Jasa Marga Jalan Layang, Aprimon di Bekasi, Kamis, 19 Desember 2019.
Aprimon tak bisa menyebut ketinggian jalan layang tersebut dari atas permukaan laut maupun dari jalan tol Jakarta - Cikampek di bawah. Tapi, menurut dia, ada yang 10 meter bahkan lebih. Menurut dia, ketinggian jalan ini bervariasi karena menyesuaikan jembatan penyeberangan kendaraan maupun orang di sepanjang ruas jalan itu.
Meski ketinggian bervariasi, kata dia, elevasinya tak seperti yang viral di media sosial. "Ketika ada jembatan, pasti posisinya lebih tinggi, tapi masih normal cenderung datar," ujar dia.
Menurut dia, angin kencang dapat membuat kendaraan bisa oleng, apalagi ketika melaju dengan kecepatan tinggi. "Karena yang bahaya itu kecepatan tinggi tiba-tiba disambar angin kencang bisa oleng atau segala macam," ucap dia.
Meski demikian, pihaknya belum berencana memasang alat pemecah angin di sejumlah titik. Sebab, kata dia, pihaknya telah memasang pembatas jalan dengan ketinggian hingga 120 sentimeter. Ketinggian itu, kata dia, sudah sesuai dengan ketentuan.
"Kami hanya memberikan warning ke pengguna jalan bahwa di tol layang itu ada kemungkinan angin kencang supaya masyarakat hati," ujar Aprimon.