TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, menyebut pemerintah DKI Jakarta tidak siap mengantisipasi banjir. Menurut dia, banjir yang terjadi di sejumlah jalan protokol Jakarta setelah hujan deras tiga hari lalu merupakan bukti sistem drainase kota buruk.
"Terlepas dari derasnya hujan, hal ini menunjukkan bahwa sistem drainase kota kita masih buruk, tidak berfungsi optimal, tidak mampu menampung luapan air hujan," kata Nirwono saat dihubungi Tempo, Kamis, 19 Desember 2019.
Nirwono mengatakan hanya sekitar 33 persen sistem drainase Jakarta yang saat ini berfungsi baik. Selain sistem drainase yang buruk, ia menilai saluran air Jakarta tak cukup lebar menampung derasnya air.
Ia pun menyarankan agar pemerintah DKI memperlebar diameter saluran air yang kini 1,5 meter menjadi 3 meter. Dengan begitu, saluran dapat menampung kapasitas air saat hujan lebat.
Tak hanya itu, Nirwono menyebut masih banyak permasalahan lain ihwal saluran tersebut. "Selain itu saluran air masih banyak yang tersumbat lumpur, sampah, limbah, jaringan utilitas yang timpang tindih, dan tidak terhubung dengan baik antar saluran air," ujarnya.
Sejumlah titik Ibu Kota sebelumnya digenangi banjir setelah hujan deras sekitar dua jam pada Selasa, 17 Desember 2019. Banjir bahkan melanda jalan protokol seperti yang terjadi di Jalan Asia Afrika, Jakarta. Bahkan, air masuk ke gedung Graha CIMB Niaga.