TEMPO.CO, Jakarta - Sejak operasi komersial perdananya pada 1 Desember 2019, kereta ringan atau LRT Jakarta terhitung telah mengangkut lebih dari 71 ribu penumpang. Jumlah ini dicapai dengan rata-rata penumpang per hari baru mencapai tujuh ribu orang, atau separo dari target 14 ribu penumpang per hari.
"Kami akan coba capai 14 ribu itu. Mohon bantuan mensosialisasikan. Walaupun cuma 5,8 kilometer, kami optimistis," ujar Direktur Utama PT LRT Jakarta Wijanarko di kawasan Sentul, Bogor, Jumat 20 Desember 2019.
Untuk mencapai 14 ribu penumpang, Wijanarko menyatakan akan terus mengembangkan kerja sama dengan moda transportasi lain seperti Jak Lingko dan Transjakarta. Seperti di Stasiun Velodrome, pengguna kereta LRT dapat langsung menaiki bus Transjakarta dan sebaliknya dengan jembatan yang terintegrasi.
Stasiun Velodrome sebelumnya telah dinyatakan terbukti menangguk jumlah penumpang terbesar untuk LRT Jakarta. Setelahnya adalah Stasun Boulevard Utara. Di tempat yang kedua, Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT LRT Jakarta Arnold Kindangen mengatakan, "Banyak masyarakat yang ingin ke mal."
Arnold memetakan, jumlah penumpang paling banyak terjadi pada pekan pertama operasi komersial LRT Jakarta, yakni mencapai 31.443 orang. Sedangkan pada pekan kedua jumlah penumpang menurun menjadi 29.673 dan di separuh pekan ketiga baru mencapai 13.081.
"Libur anak sekolah cukup berpengaruh dan menurunkan jumlah penumpang," kata Arnold menganalisis.
Panjang jalur LRT Jakarta saat ini adalah 5,8 kilometer dan memiliki enam stasiun, yakni Depo sekaligus Stasiun Pegangsaan Dua, Stasiun Mal Kelapa Gading, Stasiun Boulevard, Stasiun Pulomas, Stasiun Equestrain, dan Stasiun Velodrome. Dalam sehari, LRT Jakarta mengoperasikan 204 perjalanan dengan headway atau waktu tunggu 10 menit.