TEMPO.CO, Bogor -Bupati Bogor Ade Yasin menyebut Jalur Puncak akan terus macet, jika pemerintah pusat diam dan tidak melanjutkan pembangunan Jalur Puncak II atau Poros Timur Tengah yang disingkat PTT.
Bahkan dia mengatakan segala upaya sudah dilakukan. Termasuk penerapan kanalisasi sistem 2-1 dan hasilnya tidak efektif mengurai kemacetan di Jalur Puncak hingga saat ini.
Padahal kanalisasi sistem 2-1 awalnya bakal dijadikan jawaban untuk keluhan warga Cisarua, yang mengalami keterbatasan mobilisasi.
"Kanalisasi tidak efektif, warga pun masih terbatas geraknya oleh sistem one way," ucap Ade Yasin kepada Tempo di pendopo Cibinong, Selasa 24 Desember 2019.
Ade mengatakan ketidakefektifan kanalisasi atau sistem 2-1 diakibatkan beberapa kendala.
Diantaranya lebar aksesibilitas jalur puncak yang tidak merata karena adanya bottleneck (penyempitan jalan) di beberapa titik, lalu pengemudi angkot yang menaik-turunkan penumpang seenaknya dan pengendara motor yang sulit dikendalikan.
Sehingga akibat-akibat itu menjadi akumulasi biang kemacetan panjang di Jalur Puncak. "Belum saat uji cobanya, terhitung ada puluhan traffic cone hilang," kata Bupati Ade Yasin dengan sedih.