TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Fraksi Partai Gerindra, Syarif menilai tindakan fraksi PSI tidak mengunjungi seluruh titik reses dengan mengembalikan sisa anggaran akan merugikan rakyat.
"Iyalah pasti yang dirugikan rakyat," ujar Syarif saat ditemui di DPRD DKI, Kamis 26 Desember 2019.
Alasannya kata Syarif, karena rakyat akan kehilangam kesempatan untuk bisa menyampaikan aspirasinya langsung kepada anggota dewan. Selain iti lanjut dia, cakupan aspirasi yang didapat oleh anggota dewan juga tidak akan luas.
Syarif menyebutkan anggota dewan seharusnya memaksimalkan kesempatan reses tersebut, bahkan melebihi target kunjungan yang telah ditetapkan. "Kan setiap dewan itu 16 titik kunjungan ya, seharusnya bisa lebih dari itu," ujarnya.
Terkait pengembalian uang dari sisa reses oleh PSI, menurut Syarif hal yang lumrah. "Saya juga ada yang saya kembalikan," ujarnya.
Menurut Syarif jika berbicara efesiensi dalam uang reses tidak dengan mengurangi jumlah kunjungan, tapi efesiensi saat pemakaian anggaran. Dia memisalkan saat belanja konsumsi jangan beli yang harganya mahal.
Sebelumnya, fraksi PSI mengumumkan pengembalian dana reses Rp 752 juta ke kas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Uang itu adalah sisa dari total dana reses Rp 2,44 miliar yang diterima delapan anggota Fraksi PSI DPRD DKI. Mereka hanya menggunakan Rp1,68 miliar sehingga kelebihan dikembalikan.
Dalam laporan Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta kepada Sekretariat DPRD, partai besutan Grace Natalie itu telah mengunjungi 102 titik lokasi dan menemui 11.600 warga untuk mencatat aspirasi, serta pengaduan mereka selama masa reses pada 4-19 Desember 2019.