TEMPO.CO, Jakarta -Adjid Effendi, 77 tahun, dan istri, Rimih, 55 tahun, merasa seperti kembali menjadi pengantin baru usai menjalani upacara ikrar sehidup semati dalam nikah massal di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat.
Hari ini, 31 Desember 2019, Adjib dan Rimih, mengikuti itsbat nikah bersama pasangan pengantin lain dalam acara nikah massal yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi DKI dalam menyambut Tahun Baru 2020.
"Ada yang nawarin. Jadi saya mau ikut," kata Adjib di halaman Balai Kota DKI. Peserta nikah massal tahun ini sebanyak 633 pasang, yang terdiri atas pernikahan baru 143 pasang dan itsbat nikah 490 pasang.
Adjib menjadi pasangan tertua yang ikut menikah itsbat. Ia mengatakan telah menikah secara agama dengan istrinya di Cirebon, Jawa Barat, pada 2014 lalu. "Saya senang ada program ini. Jadi kami bisa dinikahkan dan mendapat buku nikah."
Rimih mengatakan telah mengenal lama dengan suaminya. Sebab, Rimih dan suaminya bekerja di satu tempat yang sama. "Saya bekerja di garmen. Sedangkan, suami saya petugas keamanannya," ujar warga Pekayon, Bekasi, itu.
Rimih mengaku telah mengenal sosok suaminya. Apalagi, Rimih juga telah mengenal almarhum istri suaminya sejak lama. "Saya juga sudah kenal lama dengan almarhum istrinya," ujarnya.
Kepala Biro Pendidikan Mental dan Spiritual DKI Jakarta, Hendra Hidayat, mengatakan mereka yang hari ini melakukan itsbat nikah karena belum mempunyai legalisasi hukum pernikahan yang diakui negara. "Jadi baru nikah sirih atau di bawah tangan," ujarnya.
Setelah menjalani itsbat nikah mereka bakal mendapatkan buku nikah. Menurut Hendra, kegiatan nikah massal ini tetep berlangsung khidmat meski diguyur hujan sejak sore. "Semoga semuanya menjadi pasangan yang sakinah mawadah dan warahmah."