TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan pemadaman listrik di lokasi banjir untuk mengantisipasi bahaya kesetrum lantaran telah memakan korban jiwa.
"Sudah ada beberapa kasus di mana warga terkena listrik bahkan sampai meninggal. Bukan hanya di Jakarta, tapi juga di sekeliling kita. Nah kita tidak ingin ada korban lebih banyak lagi. Karena itu keputusan untuk menyalakan itu tentu dengan mempertimbangkan risiko genangan air," ujar Anies saat ditemui di Mampang Jakarta Selatan, Rabu 1 Januari 2020.
Anies mengatakan pemadaman tersebut akan diberlakukan hingga banjir sudah surut. "Begitu air sudah surut listrik akan kembali berfungsi," ujarnya.
Dia menambahkan untuk warga yang terkena dampak banjir telah dievakuasi ke pos pengungsian. Hingga Rabu kemarin, setidaknya sudah ada 113 pos pengungsian dengan jumlah pengungsi 19.000 lebih.
Salah satu korban meninggal akibat kesetrum adalah korban jiwa seorang remaja bernama Arfiqo Aif Ardana, 16 tahun. Dia diduga tersengan aliran listrik saat banjir menggenangi daerah Gang 12, Rt. 12 Rw. 16, Kampung Irian, Kelurahan Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Lurah Serdang, Riska, mengatakan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 05.30 WIB. Menurut dia, saat itu wilayah tersebut memang sudah digenangi air sejak pukul 05.00 WIB, namun tidak tinggi. "Sekitar 5 sentimeter," kata Riska saat Tempo hubungi lewat sambungan telepon. Saat itu, Arfiqo melintas dan tersengat listrik.
Riska menjelaskan, saat ini polisi telah memeriksa dan mengembalikan jenazah Arfiqo ke pihak keluarga. Rencananya, remaja malang itu akan dimakamkan hari ini.
TAUFIQ SIDDIQ | ADAM PRIREZA