TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui normalisasi kali yang dilakukan pemerintah belum maksimal dalam meredam banjir di ibu kota. Salah satu kali yang telah dinormalisasi adalah Kali Ciliwung.
"Memang benar. Di sini memang sudah dilakukan normalisasi faktanya masih tetap terjadi banjir," kata Anies saat meninjau Kali Ciliwung di Kampung Pulo, Jakarta Timur, Kamis, 2 Januari 2020.
Kali Ciliwung di kawasan Kampung Pulo, sempat meluap saat hujan di malam tahun baru, Selasa, 31 Desember lalu. Ribuan rumah di sekitar kali tersebut terendam banjir dengan ketinggian 0,5-2 meter.
Menurut Anies, perlu ada kajian konfrehensif penanganan banjir yang jangka panjang di ibu kota. Terutama, kata dia, pengendalian air di kawasan hulu dengan membangun bendungan atau dam.
Selain dam, menurut mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu, pemerintah membutuhkan pembangunan waduk dan embun untuk menampung air. "Sehingga ada kolam-kolam retensi untuk mengontrol atau mengendalikan volume air yg bergerak ke arah hilir," ujarnya.
Dengan cara itu, Anies optimistis banjir di ibu kota bisa diminimalisasi. "Tapi itu semu kan kewenangannya di pusat ya. Jadi kami lihat nanti pemerintah pusat bagi," ujarnya. "Di Jakarta fokus kami adalah memastikan keselamatan warga. memastikan bahwa pelayanan terjamin."
Anies Baswedan dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi Moeljono berbeda pendapat terkait solusi banjir di Jakarta. Menurut Basuki, banjir Jakarta bisa diatasi apabila Kali Ciliwung dinormalisasi.
“Namun mohon maaf bapak Gubernur selama penyusuran kali Ciliwung ternyata sepanjang 33 kilometer itu yang sudah ditangani dinormalisasi 16 kilometer. Tapi yang belum dinormalisasi tergenang,” ujar Basuki di Monas, Jakarta, Rabu l, 1 Januari 2020.
Basuki pun mengajak Anies untuk mendiskusikan program normalisasi itu. Selain Ciliwung, Basuki ingin ada normalisasi Kali Pesanggrahan dengan sodetan Kali Ciliwung ke Banjir Kanal Timur.
Selain itu, menurut Basuki, ada kendala dalam melakukan normalisasi, yaitu bernegosiasi dengan warga yang lahannya terdampak Karena itu Basuki meminta Anies Baswedan yang melakukan negosiasi tersebut.
“Ini keahlian beliau (Anies) untuk persuasif. Tanpa itu, pasti akan menghadapi kejadian berulang seperti ini,” ujarnya.