TEMPO.CO, Jakarta -Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengkritik pemerintah DKI tidak siap menangani banjir Jakarta.
Buktinya, Prasetio berujar, peralatan dan perbekalan (alkal) Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI tidak berfungsi dengan baik saat banjir Jakarta mulai menerjang.
Dia menemukan aki yang dipakai sebagai daya pengoperasian pompa air tak berfungsi. Padahal, lanjut dia, DKI membeli aki itu pada November 2019.
"Artinya persiapan ini, dia (DKI) tidak siap. Seharusnya dengan adanya curah hujan mulai turun, udah cek barang semua untuk kita perang di lapangan. Perang kita dengan air kan," kata Prasetio saat ditemui di kantornya, Gedung DPRD, Jakarta Pusat, Kamis malam, 2 Januari 2020.
Tak hanya itu, Prasetio juga menilai, Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) kini tidak bekerja maksimal. Hasil tinjauan Prasetio ke kawasan terdampak banjir di Gunung Sahari, Jakarta Pusat memperlihatkan PPSU hanya menunggu komando baru kemudian turun ke lapangan.
"PPSU tidak dimaksimalkan. Sekarang komandonya di lapangan bingung. Dia menunggu komando aja," ujar politikus PDIP ini.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau pintu air manggarai. TEMPO/Irsyan Hasyim
Prasetio meminta pemerintah DKI menemukan solusi terbaik untuk mengantisipasi banjir di Ibu Kota. Salah satunya dengan melanjutkan program normalisasi. Dia menyinggung normalisasi Kali Ciliwung yang mandek. Hingga kini baru terpasang dinding turap atau sheetpile sepanjang 16 dari 33 kilometer di Kali Ciliwung.
"Lumayan loh Kampung Pulo (bagian dari Kali Ciliwung) disodet begitu. Kami berpikiran buatlah sheetpile sampai ke arah laut," ucap dia.
Dalam peristiwa banjir Jakarta itu, diawali hujan lebat mengguyur Jakarta dan sekitarnya beberapa jam selama pergantian Tahun Baru, yakni 1 ke 2 Januari 2020. Akibatnya sejumlah daerah di Jabodetabek banjir. Hujan deras kembali turun pada Kamis dinihari dan melumpuhkan sejumlah ruas jalan.